Ekspor China pada Mei 2025 meleset dari ekspektasi pasar, terutama karena penurunan tajam ekspor ke Amerika Serikat. Penurunan ini mencapai rekor terendah dalam lima tahun terakhir, menimbulkan pertanyaan tentang dampak berkelanjutan dari hubungan perdagangan AS-China. Analis memprediksi data ekspor dan impor bulan Juni akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai efek “gencatan senjata” perang dagang kedua negara.
Anjloknya Ekspor China ke AS: Rekor Terendah dalam Lima Tahun
Ekspor China ke Amerika Serikat anjlok drastis sebesar 34,5 persen pada Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Data dari CNBC menunjukkan penurunan ini sebagai yang tertajam sejak Februari 2020, saat pandemi Covid-19 mengganggu perdagangan global.
Penurunan tajam ini menjadi perhatian utama karena AS selama ini merupakan pasar ekspor yang signifikan bagi China. Hal ini menunjukkan adanya tantangan signifikan dalam hubungan perdagangan kedua negara yang perlu ditangani.
Impor dari AS juga mengalami penurunan, lebih dari 18 persen. Akibatnya, surplus perdagangan China dengan AS menyusut hingga 41,55 persen secara tahunan, menjadi 18 miliar dollar AS. Kondisi ini menunjukkan perlambatan signifikan dalam arus perdagangan bilateral.
Kinerja Ekspor China Secara Keseluruhan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Meskipun ekspor ke AS anjlok, ekspor China secara keseluruhan masih mencatat peningkatan 4,8 persen dalam dollar AS pada Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut data Bea dan Cukai China.
Namun, peningkatan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan ekspor ke pasar lain. Ekspor ke Asia Tenggara melonjak hampir 15 persen. Ekspor ke Uni Eropa dan Afrika juga meningkat signifikan, masing-masing naik 12 persen dan lebih dari 33 persen.
Di sisi lain, impor China anjlok 3,4 persen pada Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh permintaan domestik yang lesu. Kondisi ekonomi dalam negeri tampaknya berpengaruh signifikan terhadap daya beli dan impor.
Prospek Ke Depan dan Implikasi Global
Total surplus perdagangan China meningkat 25 persen dari tahun sebelumnya menjadi 103,2 miliar dollar AS pada Mei 2025. Meskipun terdapat peningkatan surplus, penurunan ekspor ke AS tetap menjadi sinyal peringatan. Kondisi ini menunjukkan kompleksitas dinamika perdagangan global saat ini.
Perlu pemantauan yang berkelanjutan untuk melihat dampak jangka panjang dari penurunan ekspor China ke AS. Perkembangan ini berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global, terutama negara-negara yang bergantung pada perdagangan dengan China. Analisis lebih mendalam tentang faktor-faktor yang menyebabkan penurunan dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah China untuk mengatasinya akan menjadi penting untuk memahami prospek ke depan.
Data ekspor dan impor bulan Juni 2025 sangat dinantikan untuk melihat dampak “gencatan senjata” perang dagang AS-China. Apakah penurunan ekspor ke AS merupakan fenomena sementara atau tren jangka panjang, masih perlu dikaji lebih lanjut. Kejelasan akan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kesehatan ekonomi China dan dampaknya terhadap ekonomi global.