Indonesia Perkuat Vokasi di Forum BRICS: Menuju Pendidikan Inklusif dan Berkualitas
Indonesia menegaskan komitmennya terhadap penguatan pendidikan dan pelatihan teknis serta kejuruan (TVET) sebagai kunci pendidikan inklusif dan adil. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Brian Yuliarto, dalam forum BRICS ke-12. Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang kompetitif di kancah global.
Pemerintah telah menunjukkan langkah nyata dalam memajukan TVET. Revitalisasi sekolah kejuruan dan perluasan akses pendidikan vokasi menjadi prioritas utama.
Penguatan TVET: Menjembatani Kesempatan dan Kesenjangan
Lebih dari 14.000 sekolah kejuruan menengah tersebar di seluruh Indonesia. Sekolah-sekolah tersebut melayani lebih dari 4,9 juta siswa, termasuk siswa berkebutuhan khusus. Ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan merata.
Program Indonesia Pintar (PIP) juga berperan penting. Beasiswa ini membantu siswa dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan vokasi. Dengan demikian, hambatan ekonomi tidak lagi menjadi penghalang bagi mereka yang ingin mengembangkan keterampilan.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Kurikulum terus diperbarui agar relevan dengan kebutuhan industri. Kolaborasi antara dunia industri dan akademisi juga terus ditingkatkan.
Program Diktisaintek Berdampak: Politeknik sebagai Pusat Inovasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Program Diktisaintek Berdampak. Program ini bertujuan untuk menjadikan politeknik sebagai pusat pendidikan terapan dan inovasi.
Program ini fokus pada perluasan program diploma dan gelar terapan. Kemitraan antara industri dan perguruan tinggi juga diprioritaskan. Hal ini untuk memastikan lulusan politeknik memiliki keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan industri.
Indonesia di BRICS: Kolaborasi dan Pertukaran Best Practice
Indonesia, sebagai anggota baru BRICS, berkomitmen aktif dalam kerja sama. Indonesia ingin berkontribusi pada tujuan BRICS dan belajar dari negara-negara anggota lainnya.
Dalam forum BRICS, telah disepakati dokumen TVET Cooperation Alliance (TCA) Charter. Dokumen ini akan menjadi panduan kerja sama TVET antarnegara BRICS. Indonesia juga resmi mengakses nota kesepahaman BRICS Network University (NU). Hal ini membuka peluang bagi 22 universitas Indonesia untuk bergabung dalam berbagai kelompok tematik.
Manfaat Keanggotaan BRICS bagi Indonesia
Keanggotaan Indonesia di BRICS memberikan akses ke berbagai sumber daya dan peluang kolaborasi. Indonesia dapat belajar dari praktik terbaik negara-negara BRICS dalam pengembangan TVET. Hal ini akan mempercepat kemajuan pendidikan vokasi di Indonesia.
Pertukaran pengetahuan dan teknologi juga akan sangat bermanfaat. Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan vokasinya dengan memanfaatkan teknologi dan metode pembelajaran terkini dari negara-negara BRICS.
Partisipasi dalam forum BRICS juga meningkatkan jejaring dan kerjasama internasional. Indonesia dapat memperluas kerjasama dengan negara-negara BRICS di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Partisipasi Indonesia dalam forum BRICS ke-12 menjadi momentum penting. Negara-negara anggota dapat berbagi praktik terbaik dan mendorong inisiatif bersama dalam pelatihan kejuruan. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang siap menghadapi tantangan global dan menciptakan masa depan yang lebih baik. Komitmen Indonesia terhadap peningkatan kualitas pendidikan vokasi, khususnya melalui perbaikan akses dan relevansi kurikulum, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang handal dan siap bersaing di era global. Keikutsertaan aktif dalam BRICS akan memperkaya strategi dan implementasi program TVET di Indonesia.