Pameran industri pertahanan Indo Defence 2025, yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, telah resmi ditutup. Penutupan acara internasional bergengsi ini diwarnai dengan penampilan budaya yang memukau, menampilkan tarian Tor Tor dan alunan musik khas Batak dari Sumatera Utara. Suasana meriah dan penuh warna semakin memperkuat kesan mendalam bagi para pengunjung.
Acara penutupan Indo Defence 2025 bukan hanya sekadar seremonial biasa. Unsur budaya lokal dilibatkan untuk memperkaya pengalaman dan memberikan sentuhan unik pada acara berskala internasional ini. Hal ini juga menjadi bukti komitmen Indonesia untuk mempromosikan kekayaan budayanya ke kancah global.
Penutupan Meriah dengan Tari Tor Tor dan Musik Batak
Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Sri Yanto, secara resmi menutup pameran tersebut. Setelah memberikan pidato di panggung utama, beliau melakukan parade keliling hall JIExpo.
Keenam penari Tor Tor mengiringi langkah Sri Yanto. Di belakang mereka, iringan musik khas Batak dengan alat musik tradisional Tagading mengikuti menggunakan kendaraan listrik.
Lagu-lagu Batak Toba yang mengalun merdu seperti Pulo Samosir, Sinanggar Tulo, Alusi Au, Sigulempong, Anak Medan, dan Situmorang Na Bonggal menambah semarak suasana. Para pengunjung, baik lokal maupun mancanegara, sangat antusias menyaksikan penampilan ini. Banyak yang mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel mereka.
Pentingnya Kolaborasi Industri Lokal dan Internasional
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya menekankan pentingnya Indo Defence 2025 sebagai wadah bagi industri pertahanan dalam negeri untuk menunjukkan kapabilitasnya di panggung dunia.
Beliau mendorong perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti PT Pindad, PT PAL, dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk aktif berpartisipasi. Pameran ini juga diikuti oleh 1.180 peserta eksibisi dari 42 negara, meliputi 659 perusahaan asing dan 521 produsen dalam negeri.
Beragam alutsista dipamerkan, mulai dari kendaraan tempur, pesawat tempur, hingga berbagai jenis senjata. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengakuan internasional terhadap alutsista buatan Indonesia dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas.
Promosi Budaya Indonesia di Kancah Internasional
Sri Yanto menjelaskan alasan pemilihan tema adat Batak pada penutupan Indo Defence 2025. Hal ini merupakan bagian dari strategi bergiliran menampilkan berbagai budaya Indonesia.
Tahun sebelumnya, tema yang diusung adalah adat Betawi. Ke depannya, tema adat lain dari berbagai daerah di Indonesia akan ditampilkan secara bergantian.
Dengan menampilkan budaya lokal dalam acara internasional seperti Indo Defence, Indonesia semakin memperkuat eksistensi dan daya tarik budayanya di mata dunia. Hal ini merupakan cara yang efektif untuk mempromosikan kekayaan budaya Indonesia kepada khalayak internasional.
Foto-foto yang beredar menunjukkan antusiasme pengunjung yang tinggi terhadap penampilan budaya tersebut. Penari Tor Tor tampak energik dan memukau, sementara musik Batak yang mengalun menambah nuansa kental budaya Sumatera Utara.
Indo Defence 2025 telah berhasil menjadi ajang pameran alutsista sekaligus peragaan budaya Indonesia yang sukses. Semoga pameran serupa di tahun-tahun mendatang dapat terus mengangkat potensi industri pertahanan dalam negeri dan memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.