PT Telkom Indonesia (Telkom) berkomitmen memerangi stunting di Indonesia. Mereka meluncurkan program Stunting Terpadu dan aplikasi Stuntinghub untuk mendukung upaya ini. Program ini merupakan bagian dari komitmen Telkom untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengatasi permasalahan sosial dasar di Indonesia.
Program Stunting Terpadu Telkom berfokus pada empat wilayah prioritas: Pamekasan (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), dan Senaru (Nusa Tenggara Barat). Tujuannya untuk menurunkan angka prevalensi stunting di daerah-daerah tersebut.
Stuntinghub: Aplikasi untuk Pemantauan Pertumbuhan Anak
Telkom mengembangkan aplikasi Stuntinghub untuk membantu kader kesehatan lokal. Aplikasi ini memfasilitasi pencatatan, pemantauan, dan pelaporan pertumbuhan anak secara berkala. Dengan demikian, pemantauan kesehatan anak menjadi lebih terstruktur dan efisien.
Penggunaan teknologi diharapkan mampu meningkatkan akurasi data dan mempercepat respon terhadap kasus stunting. Sistem pelaporan yang terintegrasi memudahkan monitoring perkembangan program di berbagai wilayah.
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) 90 Hari
Selain Stuntinghub, program Stunting Terpadu juga meliputi pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari. Program ini menyasar anak-anak dengan status gizi buruk di tiga wilayah: Senaru, Pamekasan, dan Makassar.
Menu PMT dirancang menggunakan bahan pangan lokal seperti nasi jagung, sayur kelor, pepes ikan, dan bubur labu. Makanan tersebut dimasak langsung oleh kader kesehatan lokal dan didistribusikan setiap hari ke rumah-rumah sasaran.
Bahan Pangan Lokal dan Peran Kader Kesehatan
Pemilihan bahan pangan lokal bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan baku dan mendukung perekonomian lokal. Kader kesehatan tidak hanya berperan dalam penyediaan makanan, tetapi juga dalam edukasi gizi kepada masyarakat.
Kader kesehatan lokal juga berperan aktif dalam memantau perkembangan gizi anak-anak. Mereka juga memberikan edukasi tentang pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) kepada keluarga. Hal ini menunjukkan upaya holistik dalam penanganan stunting.
Dampak Positif dan Dukungan Terhadap SDGs
Program Stunting Terpadu Telkom telah mendapatkan respons positif dari masyarakat. Seorang warga Desa Senaru, Liana Sari, misalnya, merasakan manfaat dari program ini.
Kemudahan akses layanan kesehatan dan edukasi gizi sangat membantu keluarganya. Program ini juga selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 2 (Tanpa Kelaparan) dan poin 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera).
Inisiatif Telkom ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Mereka memperkuat perannya sebagai katalisator perubahan sosial melalui pendekatan berbasis data dan teknologi, sekaligus memberdayakan masyarakat lokal.
Integrasi platform digital dengan peran aktif komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan jangka panjang program ini. Upaya Telkom dalam penanganan stunting ini patut diapresiasi sebagai contoh nyata kolaborasi sektor swasta dan masyarakat dalam menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan tangguh.