Banyaknya warga negara Indonesia (WNI) berpendidikan tinggi yang memilih menetap di luar negeri menjadi perhatian serius. Fenomena brain drain ini menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya sumber daya manusia (SDM) unggul di dalam negeri, yang berdampak pada upaya percepatan transformasi ekonomi dan sosial Indonesia. Gubernur Lemhanas, Ace Hasan Syadzily, mengungkapkan keprihatinan ini dalam acara pembekalan penerima Beasiswa BIM 4 dan Garuda 2025.
Menurut data Bank Dunia, sekitar 10 persen diaspora Indonesia yang berpendidikan tinggi memilih tinggal di luar negeri tanpa berkontribusi signifikan terhadap pembangunan di Indonesia. Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Brain Drain: Ancaman bagi Pembangunan Indonesia
Ace Hasan Syadzily menekankan bahwa brain drain merupakan salah satu tantangan utama dalam memberikan kesempatan pendidikan di luar negeri kepada generasi muda. Kehilangan talenta-talenta terbaik ini dapat menghambat laju pembangunan nasional.
Kehilangan potensi SDM unggul ini akan berdampak signifikan pada berbagai sektor, termasuk percepatan transformasi ekonomi dan sosial menuju Indonesia Emas 2045.
Seruan Kepulangan bagi Penerima Beasiswa
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Lemhanas mengajak para penerima beasiswa BIM 4 dan Garuda 2025 untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan mereka.
Ace menekankan pentingnya peran mereka sebagai agen perubahan, membawa tidak hanya ijazah, tetapi juga semangat dan inovasi untuk memajukan bangsa.
Ia berharap para penerima beasiswa dapat memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan di luar negeri untuk berkontribusi pada pembangunan Indonesia di berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, lingkungan, ekonomi kreatif, dan diplomasi.
Pembekalan Wawasan Kebangsaan dan Geopolitik
Selain menyerukan kepulangan para penerima beasiswa, acara pembekalan juga mencakup materi wawasan kebangsaan dan geopolitik dunia.
Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan para penerima beasiswa agar mampu menghadapi tantangan global dan berkontribusi secara efektif dalam pembangunan bangsa.
Sebagai informasi, sebanyak 256 siswa menerima Beasiswa Garuda 2025, dengan program yang akan berlanjut hingga 2029. Sementara itu, ada 133 siswa yang menerima Beasiswa Indonesia Maju angkatan 4.
Mereka akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi ternama di Amerika, Eropa, Australia, dan Asia Tenggara.
Para penerima beasiswa ini diharapkan menjadi pemimpin visioner yang mampu memberikan solusi inovatif bagi berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia.
Dengan mengembalikan para talenta terbaik ini ke Tanah Air, Indonesia dapat memaksimalkan potensi SDM-nya untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Harapannya, para penerima beasiswa ini akan menjadi pemicu perubahan positif yang signifikan bagi kemajuan bangsa Indonesia.