Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menekankan urgensi pencapaian swasembada pangan di Indonesia. Hal ini penting untuk menjaga kedaulatan pangan nasional dan menghindari ketergantungan pada negara lain.
Swasembada pangan, menurut Wamentan, berarti memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sepenuhnya dari produksi lokal. Dengan demikian, impor bahan pangan dari luar negeri dapat dihindari.
Pentingnya Swasembada Pangan untuk Kedaulatan Nasional
Pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga. Setiap negara memprioritaskan kepentingan nasionalnya sendiri dalam situasi krisis.
Keberadaan dana yang cukup tidak menjamin akses mudah terhadap pangan dari luar negeri. Situasi politik global yang tak menentu dapat menghambat pasokan pangan impor.
Wamentan mencontohkan upaya negosiasi impor beras oleh Zulkifli Hasan saat menjabat Menteri Perdagangan yang hingga kini belum membuahkan hasil. Ini menjadi bukti betapa pentingnya swasembada pangan.
Kedaulatan Pangan: Bebas dari Intervensi Asing
Swasembada pangan berujung pada kedaulatan pangan. Indonesia dapat mengendalikan produksi pangannya sendiri tanpa campur tangan pihak luar.
Kedaulatan pangan berarti Indonesia mampu mengatur sektor pangannya sendiri tanpa intervensi negara lain, lembaga internasional, atau LSM.
Dengan kedaulatan pangan, Indonesia memiliki kekuatan untuk mengatur kebijakan pangannya sesuai kebutuhan domestik. Ini menjamin stabilitas dan ketahanan pangan.
Swasembada Pangan dan Daya Tawar Indonesia di Kancah Internasional
Kedaulatan pangan sangat penting bagi daya tawar Indonesia di dunia internasional. Ketergantungan impor pangan membuat Indonesia rentan terhadap pengaruh asing.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri melemahkan posisi tawar Indonesia dalam percaturan geopolitik global. Indonesia mudah diatur oleh kepentingan pihak luar.
Tanpa kedaulatan pangan, negara lain dapat dengan mudah mendikte kebijakan pangan Indonesia. Oleh karena itu, swasembada pangan menjadi kunci utama.
Target Nol Impor Beras dan Jagung
Pemerintah, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, menargetkan nol impor beras dan jagung pada tahun ini. Ini merupakan langkah nyata menuju swasembada pangan.
Data BPS menunjukkan peningkatan produksi beras nasional sebesar 54 persen dan jagung sebesar 39 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menjadi indikator positif.
Target nol impor juga mencakup gula konsumsi dan garam konsumsi. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk mencapai swasembada pangan.
Kesimpulannya, pencapaian swasembada pangan merupakan prioritas utama Indonesia. Hal ini tak hanya menjamin ketahanan pangan nasional, tetapi juga memperkuat daya tawar Indonesia di kancah internasional dan membebaskan Indonesia dari intervensi asing. Peningkatan produksi beras dan jagung menjadi sinyal positif menuju target tersebut. Keberhasilan ini akan berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat dan perekonomian nasional.