Kualitas air sungai di Jakarta mengalami penurunan signifikan, meskipun terdapat sedikit perbaikan. Data Indeks Pencemar (IP) menunjukkan penurunan dari kategori cemar berat menjadi cemar sedang pada tahun 2024. Namun, kondisi ini masih mengkhawatirkan karena selama empat tahun terakhir, persentase titik pemantauan dengan kualitas air cemar berat masih cukup tinggi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta mengungkapkan penyebab utama pencemaran sungai. Hal ini membutuhkan tindakan segera untuk memperbaiki kualitas air di sungai-sungai ibukota.
Mutu Air Sungai Jakarta: Dari Cemerlang ke Cemar
Berdasarkan data DLH Jakarta, sungai-sungai di Jakarta didominasi oleh kualitas air yang sangat buruk dari tahun 2021 hingga 2023. Keadaan ini menunjukkan tingginya tingkat pencemaran di wilayah tersebut.
Namun, pada tahun 2024 terjadi sedikit perbaikan. Meskipun begitu, persentase titik pemantauan dengan kualitas air cemar berat masih berkisar antara 36 persen hingga 71 persen selama periode empat tahun terakhir.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Jakarta, Erni Pelita Fitratunnisa, menekankan perlunya intervensi untuk mengatasi masalah ini. Pengelolaan limbah dan perbaikan tata kelola air limbah domestik dan industri menjadi kunci pemecahan masalah.
Sumber Pencemaran: Limbah Domestik dan Industri
Sebagian besar pencemaran air sungai di Jakarta berasal dari limbah domestik. Air limbah rumah tangga, seperti air cucian dan sisa makanan, langsung dibuang ke saluran air tanpa pengolahan.
Sampah yang menumpuk di pinggir sungai juga menjadi kontributor utama pencemaran. Banyak pemukiman padat dan kumuh yang belum memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai.
Akibatnya, seluruh limbah tersebut langsung mengalir ke sungai dan mencemari badan air. Kondisi ini membutuhkan penanganan serius dari berbagai pihak.
Bukan hanya rumah tangga, kegiatan usaha juga turut andil dalam pencemaran. Pabrik tahu, laundry, peternakan, rumah pemotongan hewan (RPH), restoran, dan bengkel yang kurang memperhatikan pengelolaan limbah juga berkontribusi besar.
Bahkan, beberapa pasar tradisional juga menjadi sumber pencemaran. Limbah organik dari aktivitas jual beli langsung dibuang ke sungai tanpa pengolahan. Ini membutuhkan perhatian khusus mengingat tingginya kandungan pencemar dalam limbah tersebut.
Solusi dan Upaya Penanganan Pencemaran
DLH Jakarta merencanakan beberapa langkah untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah meningkatkan edukasi di kawasan padat penduduk dan area usaha.
Selain edukasi, penegakan hukum terhadap pelaku usaha yang tidak mengelola limbah dengan baik juga akan diperketat. Hal ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan mendorong kepatuhan.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berencana memperluas jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik melalui kerja sama lintas sektor. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi beban pencemaran di sungai-sungai Jakarta.
Pelaku usaha juga didorong untuk terhubung dengan jaringan pengolahan air limbah terpadu. Dengan begitu, zat pencemar dalam air dapat dikurangi hingga mencapai baku mutu yang aman. Ini merupakan langkah penting untuk melindungi lingkungan.
Pendekatan kolaboratif dan terintegrasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting. Hanya dengan kerja sama yang solid, masalah pencemaran sungai di Jakarta dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan.
Perbaikan kualitas air sungai Jakarta membutuhkan komitmen bersama. Dengan langkah-langkah yang komprehensif dan konsisten, diharapkan kualitas air sungai Jakarta dapat membaik di masa mendatang. Perlu adanya pengawasan dan evaluasi berkala untuk memastikan keberhasilan program ini.
