PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PGE meluncurkan program inovatif Bank Sampah Setor Jo di Desa Tompaso Raya, Sulawesi Utara. Program ini diimplementasikan bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap pelestarian lingkungan.
Program ini tidak hanya berfokus pada pengelolaan sampah, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, memberdayakan warga sekitar, dan menciptakan peluang ekonomi baru dari limbah. Inisiatif ini telah berhasil mengubah kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah, dari praktik pembakaran atau penimbunan menjadi pemilahan dan pengumpulan sampah untuk didaur ulang.
Transformasi Sampah Menjadi Aset Ekonomi di Tompaso Raya
Program Bank Sampah Setor Jo telah berhasil mendirikan empat unit bank sampah aktif. Keempat bank sampah ini berperan penting dalam memberdayakan masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga mereka secara bertanggung jawab.
Lebih dari 200 nasabah aktif, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, telah merasakan manfaat langsung dari program ini. Partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas
Sejak tahun 2024, PGE berkolaborasi dengan NGO Liberty Society untuk menyelenggarakan pelatihan pengolahan sampah anorganik dan pelatihan kewirausahaan bagi pengurus dan nasabah bank sampah. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan kembali sampah.
Keterlibatan Karang Taruna dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) juga turut memperkuat jejaring pemasaran produk daur ulang, menjamin keberlanjutan program ini dalam jangka panjang. Kolaborasi ini menciptakan sinergi yang efektif dalam pengelolaan sampah dan pengembangan ekonomi lokal.
Inovasi Teknologi Daur Ulang
Salah satu inovasi kunci dalam program Setor Jo adalah penyediaan mesin *upcycling* plastik jenis *sheet press*. Mesin ini mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan baku untuk berbagai produk baru, seperti aksesoris, furnitur, dan bahkan sofa *ecobrick*.
Selain itu, bank sampah juga memproduksi *eco-enzyme* dan produk turunannya, seperti *eco-atsiri*, yang dapat digunakan sebagai disinfektan alami. Diversifikasi produk ini memperluas peluang ekonomi dan menunjukkan potensi besar dari pemanfaatan sampah organik.
Dampak Positif dan Keberlanjutan Program
Hingga saat ini, program Setor Jo telah memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 340 warga Tompaso Raya. Program ini telah berhasil mengolah 5 ton sampah anorganik (HDPE, LDPE, dan MLP) menjadi produk daur ulang, serta 2 ton sampah organik menjadi *eco-enzyme*.
Penurunan signifikan volume sampah rumah tangga yang dibuang ke TPA merupakan dampak lingkungan yang signifikan dari program ini. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah yang terpadu dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat.
General Manager PGE Area Lahendong, Novi Purwono, menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam keberhasilan program ini. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk NGO, pemerintah daerah, kelompok jahit, hingga dinas koperasi dan UKM, terbukti meningkatkan efektivitas pengelolaan lingkungan.
Model Bank Sampah Setor Jo kini menjadi contoh yang dapat diadopsi oleh desa-desa lain di sekitar Minahasa. Inisiatif ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah yang inovatif dan berkelanjutan dapat menciptakan dampak ekonomi dan lingkungan yang positif bagi masyarakat. PGE, sebagai perusahaan yang beroperasi di bidang energi terbarukan, terus berkomitmen untuk mendukung program-program yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar area operasinya.