Nelayan di Indramayu, Jawa Barat, kini memiliki harapan baru dalam meningkatkan hasil tangkapan mereka. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) telah memperkenalkan teknologi sonar sederhana, sebuah terobosan yang diyakini mampu merevolusi cara mereka mencari ikan.
Teknologi ini, yang dirancang khusus untuk kemudahan penggunaan oleh nelayan tradisional, menawarkan solusi praktis untuk mengatasi kendala pencarian ikan yang selama ini mereka hadapi. Inovasi ini menjanjikan peningkatan taraf hidup nelayan dan keberlanjutan sektor perikanan di Indramayu.
Sonar Sederhana: Solusi Tepat Guna untuk Nelayan Indramayu
Indramayu, sebagai salah satu sentra perikanan utama di Jawa Barat dengan lebih dari 32.000 nelayan aktif, masih banyak mengandalkan metode tradisional. Kurangnya akses teknologi modern, termasuk alat navigasi dan informasi lokasi ikan, menjadi hambatan besar.
Ketua Tim Pengabdi dari FEB UNJ, Yeti Lastuti, menjelaskan bahwa timnya memilih pendekatan teknologi yang sederhana dan mudah diadaptasi. Sonar mandiri, tidak memerlukan smartphone atau koneksi internet, menjadi solusi ideal.
Alat ini dirancang khusus untuk kemudahan penggunaan. Bahkan nelayan yang belum terbiasa dengan teknologi digital pun dapat mengoperasikannya dengan mudah.
Mengatasi Kendala Akses Teknologi dan Literasi Digital
Ketiadaan ponsel pintar, rendahnya literasi digital, dan biaya operasional tinggi merupakan tantangan besar bagi nelayan Indramayu. Hal inilah yang mendorong FEB UNJ untuk mengembangkan teknologi sonar yang tepat guna.
Teknologi sonar yang kompleks dan bergantung pada aplikasi smartphone dinilai kurang relevan. Oleh karena itu, tim UNJ memilih pendekatan yang lebih praktis dan mudah diakses oleh semua kalangan nelayan.
Pendekatan ini menitikberatkan pada kemudahan penggunaan dan kemandirian teknologi. Hal ini selaras dengan realitas di lapangan, dimana banyak nelayan yang belum memiliki atau terampil menggunakan perangkat digital.
Pelatihan dan Pendampingan Berkelanjutan
Selain penyediaan dua unit alat sonar kepada perwakilan nelayan, FEB UNJ juga memberikan pelatihan komprehensif. Pelatihan meliputi penggunaan alat sonar, interpretasi data, dan edukasi keselamatan laut.
Edukasi keselamatan laut meliputi pemahaman cuaca dan arus laut. Hal ini penting untuk keselamatan para nelayan saat melaut.
UNJ berkomitmen untuk memberikan pendampingan berkelanjutan. Kegiatan ini bukan sekadar pemberian bantuan, melainkan langkah awal menuju kemitraan jangka panjang dalam pemberdayaan nelayan.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Edu Umaedi, menyambut baik program ini. Ia menyebutnya sebagai investasi untuk masa depan nelayan kecil.
Program ini dinilai memberikan dampak positif, mulai dari peningkatan pemahaman teknologi hingga motivasi untuk melaut yang lebih terencana dan efisien. Teknologi sederhana ini membuka jalan menuju kemandirian dan keberlanjutan usaha perikanan.
Transformasi digital tidak selalu harus dimulai dari hal yang besar dan rumit. Sebuah alat sederhana, jika tepat guna dan mudah diakses, dapat menjadi kunci untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi nelayan. Program ini membuktikan bahwa inovasi teknologi yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dapat memberikan dampak nyata dan berkelanjutan.