Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia terus menunjukkan tren positif. Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Mei 2025 masih mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan sistem pembayaran digital di Indonesia semakin aman, lancar, dan andal, mendukung aktivitas ekonomi masyarakat.
Keberhasilan ini merupakan buah dari berbagai upaya yang dilakukan oleh BI dalam mengembangkan infrastruktur dan regulasi di sektor keuangan digital. Pertumbuhan ini juga mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital di Indonesia.
Transaksi Pembayaran Digital Melonjak
Data BI menunjukkan transaksi pembayaran digital melalui aplikasi mobile dan internet pada Mei 2025 mencapai angka yang fantastis: 3,93 miliar transaksi.
Ini merupakan pertumbuhan sebesar 27,88 persen (year-on-year/yoy), menunjukkan peningkatan di semua sektor pembayaran digital.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan penggunaan berbagai aplikasi pembayaran digital oleh masyarakat.
Volume transaksi aplikasi mobile sendiri tumbuh sebesar 29,32 persen (yoy), sementara transaksi melalui internet naik 7,54 persen (yoy).
QRIS dan BI-FAST: Pendorong Utama Pertumbuhan
Sistem pembayaran QRIS juga mencatatkan pertumbuhan yang luar biasa. Volume transaksi QRIS mencapai peningkatan sebesar 151,70 persen (yoy).
Peningkatan ini didorong oleh semakin banyaknya pengguna dan merchant yang menggunakan sistem pembayaran QRIS.
Sementara itu, BI-FAST, sistem pembayaran ritel berbasis real-time gross settlement (RTGS), juga menunjukkan kinerja yang positif.
Volume transaksi BI-FAST mencapai 393,73 juta transaksi, atau tumbuh 45,45 persen (yoy), dengan nilai transaksi mencapai Rp969,43 triliun.
Sebaliknya, volume transaksi BI-RTGS, yang menangani transaksi nilai besar, mengalami penurunan sebesar 6,08 persen (yoy) menjadi 0,77 juta transaksi dengan nilai Rp14.450,03 triliun.
Stabilitas Sistem Pembayaran dan Sirkulasi Uang Rupiah
BI memastikan stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga berkat infrastruktur yang handal dan struktur industri yang sehat.
Hal ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, uang kartal yang diedarkan (UYD) pada Mei 2025 tumbuh 10,10 persen (yoy) menjadi Rp1.143,09 triliun.
Pertumbuhan UYD mencerminkan aktivitas ekonomi yang tetap dinamis di tengah perkembangan teknologi keuangan digital.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menekankan pentingnya menjaga stabilitas sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.
BI akan terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan regulasi untuk memastikan sistem pembayaran digital di Indonesia tetap aman, andal, dan efisien.
Kesimpulannya, data yang dikeluarkan BI menunjukkan sektor ekonomi digital di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat positif. Pertumbuhan yang signifikan pada berbagai sistem pembayaran menandakan kepercayaan publik yang tinggi dan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut. Ke depannya, peran BI dalam menjaga stabilitas sistem dan mendorong inovasi teknologi keuangan akan semakin krusial untuk memastikan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tetap berkelanjutan.