Serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel terhadap sejumlah target di Iran pada Jumat lalu telah memicu kecaman keras dari Teheran. Pemerintah Iran menyebut serangan tersebut sebagai pelanggaran Piagam PBB dan sebuah tindakan agresi. Ketegangan geopolitik di Timur Tengah pun kembali meningkat tajam pasca insiden ini. Pernyataan resmi Iran dan tanggapan dari berbagai pihak internasional menjadi sorotan utama dalam perkembangan situasi yang bergejolak ini.
Iran Kecam Serangan Israel sebagai Pelanggaran Piagam PBB
Kementerian Luar Negeri Iran dengan tegas menyatakan bahwa serangan Israel merupakan pelanggaran Pasal 4, paragraf 2 Piagam PBB. Mereka menganggap tindakan tersebut sebagai agresi terbuka terhadap Republik Islam Iran.
Iran menegaskan memiliki hak untuk membalas sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB. Angkatan bersenjata Iran siap membela negara dengan segala cara yang mereka anggap perlu.
Teheran juga menuding Amerika Serikat turut bertanggung jawab atas serangan tersebut. Iran berpendapat serangan itu tak mungkin dilakukan tanpa koordinasi dan persetujuan dari Washington.
Iran mendesak Sekretaris Jenderal PBB untuk mengambil tindakan segera guna mencegah pelanggaran perdamaian dan keamanan internasional. Mereka meminta pertanggungjawaban atas serangan yang mereka sebut sebagai tindakan agresi.
Dampak Serangan: Korban Jiwa dan Penutupan Bandara
Laporan awal menyebutkan adanya korban jiwa, termasuk warga sipil, akibat serangan Israel. Iran Press TV melaporkan adanya korban tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, meskipun jumlah pastinya belum diumumkan secara resmi.
Otoritas Iran langsung menutup seluruh penerbangan di Bandara Imam Khomeini di Teheran menyusul serangan tersebut. Hal ini sebagai langkah antisipasi dan keamanan pasca serangan.
Serangan tersebut menargetkan sejumlah fasilitas militer, termasuk individu yang diduga terkait dengan program nuklir Iran. Laporan dari berbagai media menyebutkan beberapa pemimpin militer Iran menjadi target serangan ini.
Tuduhan Tewasnya Para Petinggi Militer dan Ilmuwan Nuklir Iran
Berbagai laporan menyebutkan sejumlah tokoh penting Iran menjadi korban serangan. Beberapa media, termasuk Ynet dan IRIB, melaporkan kematian beberapa komandan militer tinggi.
Di antara nama-nama yang disebut tewas adalah Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Hussein Salami dan beberapa ilmuwan nuklir. Namun, informasi ini masih simpang siur dan perlu konfirmasi lebih lanjut.
Selain serangan udara, dilaporkan juga terjadi operasi sabotase rahasia di dalam wilayah Iran. Sasarannya adalah fasilitas peluncuran rudal dan pertahanan udara Iran. Operasi ini diduga dilakukan oleh Mossad, intelijen Israel.
Laporan dari Axios menyebutkan operasi gabungan serangan udara dan sabotase ini sebagai upaya untuk melumpuhkan kemampuan militer Iran. Serangan tersebut bertujuan untuk mengganggu program nuklir Iran dan kemampuan militernya.
Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, melakukan pertemuan darurat dengan kabinetnya untuk membahas situasi tersebut. Pertemuan ini menandakan tingginya kekhawatiran Amerika Serikat atas eskalasi konflik.
Dua gedung tempat tinggal sejumlah pemimpin militer Iran dilaporkan hancur total. Kejadian ini menggambarkan dahsyatnya serangan yang dilancarkan Israel.
Situasi di Timur Tengah tetap tegang pasca serangan Israel. Tanggapan resmi dari berbagai negara dan organisasi internasional masih terus dinantikan. Kejelasan mengenai jumlah korban dan dampak jangka panjang serangan masih perlu dipantau. Perkembangan terbaru menunjukkan kompleksitas situasi dan perlunya solusi diplomatik untuk meredakan ketegangan.