Pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, menolak tawaran kembali bergabung ke Pelatnas PBSI. Tawaran tersebut disampaikan pada akhir 2024, namun Sabar dan Reza memilih untuk melanjutkan karier profesional mereka. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan dukungan penuh dari sponsor yang telah setia mendampingi mereka.
Mereka sangat menghargai kerja sama yang telah terjalin dan merasa berkembang pesat di bawah naungan sponsor tersebut. Meskipun menolak bergabung kembali ke Pelatnas secara penuh, kedua atlet tetap terbuka untuk kesempatan lain.
Tawaran Kembali ke Pelatnas dan Alasan Penolakan
Pada akhir tahun 2024, Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI menawarkan Sabar/Reza untuk kembali bergabung ke Pelatnas. Tawaran ini diutarakan langsung kepada kedua atlet tersebut.
“Mau gimana, gabung lagi ke Pelatnas PBSI apa enggak? Begitu,” ungkap Sabar saat konferensi pers final ganda putra Indonesia Open 2025.
Namun, Sabar/Reza menolak tawaran tersebut. Komitmen terhadap sponsor yang telah mendukung perjalanan karier profesional mereka menjadi pertimbangan utama.
Mereka menekankan rasa syukur dan apresiasi atas dukungan sponsor yang tak pernah putus. Keputusan ini bukan karena mereka enggan bergabung dengan tim nasional, melainkan karena komitmen kepada sponsor yang telah mendukung mereka sejak awal karier.
Tantangan Karier Profesional dan Dukungan Sponsor
Memilih jalur profesional memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam mencari lawan tanding yang sepadan. Sabar/Reza sering berlatih di GOR Gideon Badminton Hall milik Marcus Fernaldi Gideon.
Terkadang Marcus turut berlatih bersama mereka, namun kehadirannya tidak selalu terjamin. Akibatnya, Sabar/Reza kerap berlatih dengan atlet muda.
Perbedaan tekanan saat berlatih dengan atlet muda dan menghadapi pemain kelas dunia dalam pertandingan menjadi kendala besar. Mereka merasakan perbedaan yang signifikan dalam intensitas dan strategi permainan.
Terbuka untuk Kerja Sama Sebagai Sparring Partner
Meskipun menolak bergabung kembali ke Pelatnas, Sabar/Reza tetap membuka peluang untuk berkolaborasi dengan PBSI. Mereka bersedia menjadi sparring partner untuk atlet Pelatnas.
“Kalau sparring di Pelatnas, pastinya pengin juga saya,” kata Reza. Mereka mengakui kesulitan mencari lawan tanding yang selevel di luar Pelatnas.
Menjadi sparring partner di Pelatnas dinilai menguntungkan karena dapat meningkatkan kualitas latihan dan mendapatkan pengalaman berharga. Hal ini akan menjadi persiapan yang lebih baik untuk menghadapi kompetisi internasional.
Menjadi atlet profesional memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam mengatur jadwal latihan dan pertandingan. Namun, hal itu juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal mencari lawan tanding yang seimbang.
Sabar/Reza telah membuktikan kemampuan mereka di kancah internasional. Meskipun memilih jalur profesional, mereka tetap berdedikasi untuk meningkatkan prestasi dan terus mengasah kemampuan. Keputusan mereka untuk menolak tawaran Pelatnas menunjukkan kedewasaan dan komitmen terhadap pilihan karier yang telah mereka pilih. Ke depannya, kita berharap Sabar/Reza akan terus menorehkan prestasi membanggakan bagi Indonesia.