Raksasa energi Inggris, British Petroleum (BP), menetapkan target penyelesaian proyek Tangguh Ubadari, Carbon Capture Utilization & Storage/CCUS, dan Compression (UCC) di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek yang merupakan bagian dari strategi nasional ini dijadwalkan rampung pada kuartal pertama tahun 2028. Hal ini disampaikan langsung oleh VP Procurement BP Indonesia, James Tehubijuluw, saat berada di lokasi proyek Tangguh LNG.
BP telah menetapkan tiga fase utama dalam pengerjaan proyek Tangguh UCC. Tahapan ini mencakup pembangunan infrastruktur penangkap karbon, peningkatan efisiensi pembangkit gas (EGR), dan optimasi produksi untuk memastikan kapasitas penuh kilang. Saat ini, BP sedang fokus pada pekerjaan awal meliputi pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan kamp pekerja.
Proyek Tangguh UCC: CCS Hub Pertama di Indonesia
Proyek Tangguh UCC memiliki peran strategis sebagai pusat penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) pertama di Indonesia. Sistem ini akan menangkap karbon dioksida (CO2) dari berbagai sumber emisi. Investasi proyek ini mencapai 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 111,12 triliun. Keputusan investasi akhir (FID) telah disetujui pada kuartal IV 2024.
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan atas FID proyek ini. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil setelah melalui evaluasi menyeluruh oleh BP bersama pemerintah melalui SKK Migas.
Tahapan Pengerjaan dan Tantangan Pengadaan
Proses pengadaan barang dan jasa menjadi aspek krusial dalam proyek Tangguh UCC. BP telah memulai pemesanan barang-barang penting, termasuk turbin gas. Pemesanan ini membutuhkan waktu persiapan yang cukup panjang, sekitar 18 bulan hingga 2 tahun.
Keterlambatan pemesanan dapat berdampak pada ketersediaan slot produksi para pemasok. Hal ini berpotensi menyebabkan penundaan proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, BP berupaya untuk mempercepat proses pengadaan barang-barang penting tersebut.
Investasi Strategis dan Sinyal Positif bagi Industri Migas Indonesia
Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi investasi BP dalam proyek Tangguh UCC. Investasi ini menunjukkan bahwa iklim investasi di sektor migas Indonesia masih sangat menarik bagi investor internasional. Proyek ini diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Proyek Tangguh UCC diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah melalui peningkatan pendapatan dan efek pengganda (multiplier effect). Nilai investasi yang besar menunjukkan komitmen BP dan pemerintah untuk mengembangkan sektor energi berkelanjutan di Indonesia.
Investasi BP senilai 7 miliar dolar AS ini merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menarik investasi asing. Pemerintah berharap proyek ini menjadi contoh sukses kerjasama antara perusahaan multinasional dan pemerintah dalam pengembangan energi berkelanjutan. Keberhasilan proyek ini akan menjadi tolok ukur bagi proyek-proyek serupa di masa depan.