Menjaga komunikasi yang sehat antara orangtua dan anak sangat penting, terutama saat anak memasuki tahap baru dalam hidupnya, seperti kuliah di perantauan. Tantangannya adalah bagaimana orangtua tetap terhubung dengan anak tanpa membuatnya merasa terkekang.
Artikel ini akan membahas beberapa tips efektif untuk menjaga komunikasi jarak jauh dengan anak yang sedang kuliah, menciptakan keseimbangan antara perhatian orangtua dan kemandirian anak.
Sepakati Jadwal dan Metode Komunikasi yang Nyaman
Komunikasi yang efektif dimulai dengan kesepakatan. Orangtua dan anak perlu mendiskusikan jadwal komunikasi yang saling mengakomodasi.
Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., menyarankan untuk menentukan waktu yang nyaman bagi kedua belah pihak untuk berkomunikasi jarak jauh. Hal ini disampaikannya dalam wawancara dengan Kompas.com pada Senin (23/6/2025).
Kesepakatan ini membantu mencegah kesalahpahaman dan kecemasan yang berlebihan. Anak bisa mempersiapkan diri, sementara orangtua tetap mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Pilih Cara Berkomunikasi yang Sesuai
Selain jadwal, penting untuk menentukan metode komunikasi yang disukai. Jangan paksakan satu cara saja.
Vera menyarankan untuk menyepakati bentuk komunikasi yang nyaman, misalnya melalui panggilan video atau metode lain yang disetujui bersama. Ini menjaga keseimbangan kebutuhan emosional orangtua tanpa mengganggu proses tumbuh kembang anak yang sedang belajar mandiri.
Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki preferensi yang berbeda. Saling memahami dan menghargai pilihan satu sama lain sangat penting.
Hindari Sikap yang Terlalu Protektif
Masa kuliah merupakan fase transisi menuju dewasa. Orangtua perlu menyadari hal ini.
Sikap overprotektif, seperti menuntut laporan harian, memeriksa media sosial, atau menelepon terus menerus, justru kontraproduktif.
Hal ini dapat membuat anak merasa terkekang, menjauh dari orangtua, dan menurunkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.
Berikan ruang bagi anak untuk membangun identitas dan jaringan sosialnya sendiri. Tunjukkan dukungan emosional tanpa memaksakan kedekatan fisik yang berlebihan.
Berikan Dukungan Emosional yang Konsisten
Dukungan emosional sangat penting, meskipun secara fisik terpisah. Orangtua tetap menjadi sumber kekuatan utama bagi anak.
Komunikasi yang sehat dan suportif akan membuat anak lebih nyaman untuk terbuka, terutama ketika menghadapi masalah.
Vera menjelaskan bahwa orangtua merupakan figur terdekat dan pertama yang dikenal anak, sehingga dukungan mereka sangat dibutuhkan dan sulit digantikan.
Kehadiran emosional yang konsisten, meskipun jarak jauh, akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak selama masa kuliahnya.
Menjaga komunikasi yang baik dengan anak yang kuliah jauh dari rumah membutuhkan usaha dan kesabaran. Dengan menerapkan tips di atas, diharapkan tercipta hubungan yang sehat dan harmonis, yang mendukung pertumbuhan dan kemandirian anak.
Ingatlah bahwa komunikasi yang efektif didasarkan pada saling pengertian, rasa hormat, dan kepercayaan. Prioritaskan menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi anak untuk berkembang.