Kehadiran mobil listrik asal China di Indonesia semakin menggeliat. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai merek mobil listrik dari Negeri Tirai Bambu membanjiri pasar otomotif Tanah Air. Respon masyarakat Indonesia terhadap mobil listrik China ini pun terbilang positif.
Data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Mei 2025 misalnya, menunjukkan sembilan dari sepuluh mobil listrik terlaris berasal dari merek China. Fenomena ini tentu menarik untuk dikaji lebih dalam.
Lalu, apa yang membuat mobil listrik China begitu diminati di Indonesia?
Mengapa Mobil Listrik China Ramai Peminat di Indonesia?
Survei internal Populix menunjukkan bahwa mobil listrik masih tergolong kurang populer di Indonesia. Oleh karena itu, faktor harga menjadi penentu utama pilihan konsumen.
Populix mencatat dominasi merek mobil listrik China, terutama di Pulau Jawa, telah menciptakan sebuah standar baru di pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa daya saing mobil listrik China terletak pada aspek keterjangkauan harganya.
Meskipun merek mobil listrik dari Jepang, Korea Selatan, dan Eropa juga tersedia di Indonesia, mobil listrik China menawarkan harga yang lebih kompetitif dan terjangkau.
Keunggulan Mobil Listrik China yang Memikat Konsumen
Harga terjangkau bukan satu-satunya alasan kesuksesan mobil listrik China di Indonesia. Beberapa faktor lain juga turut berperan.
Pertama, harga mobil listrik China yang kompetitif, bahkan ada yang di bawah Rp 200 juta seperti Wuling Air ev. Model populer dari BYD pun dibanderol di kisaran Rp 300-400 jutaan.
Kedua, semakin banyaknya orang yang menggunakan mobil listrik China turut meningkatkan kepercayaan konsumen. Perawatannya yang mudah juga menjadi daya tarik tersendiri.
Ketiga, kualitas mobil listrik China dinilai setara dengan yang dijual di negara lain. Hal ini didukung oleh persepsi bahwa kualitas mobil listrik China telah meningkat secara signifikan.
Namun, Populix juga mencatat masih adanya keraguan di kalangan konsumen. Kekhawatiran mengenai ketersediaan suku cadang, kualitas yang dianggap tidak sebaik di negara asalnya, serta kerentanan terhadap kerusakan masih menjadi pertimbangan.
Selain itu, kurangnya rekomendasi dari beberapa pihak juga memengaruhi persepsi konsumen terhadap mobil listrik China.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun popularitas mobil listrik China terus meningkat, beberapa tantangan masih perlu diatasi. Salah satunya adalah membangun kepercayaan penuh konsumen terhadap kualitas dan ketersediaan suku cadang.
Peningkatan kualitas layanan purna jual dan jaringan distribusi yang lebih luas dapat menjadi solusi untuk mengatasi hal ini. Investasi dalam riset dan pengembangan teknologi juga penting untuk meningkatkan daya saing jangka panjang.
Di sisi lain, tren positif ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri mobil listrik di Indonesia. Pemerintah dapat mendukung perkembangan ini melalui kebijakan yang mendorong penggunaan kendaraan listrik dan investasi di infrastruktur pendukung.
Ke depannya, persaingan di pasar mobil listrik Indonesia akan semakin ketat. Merek-merek mobil listrik dari berbagai negara akan terus berinovasi untuk menarik konsumen. Keberhasilan mobil listrik China saat ini menjadi bukti bahwa faktor harga dan kepercayaan konsumen merupakan kunci utama dalam memenangkan persaingan.
Bagaimana perkembangan selanjutnya? Kita tunggu saja.