Pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, baru-baru ini berbagi tantangan yang mereka hadapi dalam perjalanan karier mereka. Salah satu kendala terbesar yang mereka temui adalah kesulitan menemukan lawan tanding yang sepadan untuk latihan. Kurangnya kesempatan berlatih dengan pemain berkualitas tinggi berdampak signifikan pada persiapan mereka menjelang turnamen besar.
Keberhasilan mereka di Indonesia Open 2025, tentu saja, tidak lepas dari usaha keras dan strategi yang matang. Namun, perjuangan mereka di luar lapangan, khususnya dalam mencari lawan latihan yang seimbang, patut mendapat perhatian. Kisah perjuangan mereka ini memberikan wawasan menarik tentang realita yang dihadapi atlet bulu tangkis di luar Pelatnas PBSI.
Tantangan Mencari Lawan Latihan yang Seimbang
Sabar/Reza sering berlatih di GOR Gideon Badminton Hall milik mantan pemain bulu tangkis nasional, Marcus Fernaldi Gideon. Marcus sendiri terkadang ikut menjadi sparring partner mereka, bersama mantan atlet pelatnas lainnya, Ade Yusuf Santoso.
Namun, ketersediaan Marcus dan Ade tidak selalu terjamin. Ketika mereka tidak ada, Sabar/Reza terpaksa berlatih dengan anak-anak muda.
Perbedaan signifikan dirasakan ketika berlatih dengan anak-anak dibandingkan dengan pemain level dunia. Tekanan dan intensitas latihan sangat berbeda, hal ini menjadi kendala besar bagi persiapan mereka menuju pertandingan.
Belajar Taktik dari Legenda, Hendra Setiawan
Selain kesulitan mencari lawan tanding, Sabar/Reza juga mengungkapkan pentingnya belajar dari pemain senior. Mereka banyak belajar strategi dan taktik dari legenda bulu tangkis Indonesia, Hendra Setiawan.
Pengalaman dan wawasan Hendra Setiawan sangat berharga bagi perkembangan permainan Sabar/Reza. Hal ini menunjukkan pentingnya peran senior dalam membimbing atlet muda.
Harapan untuk Bergabung dengan Pelatnas, Namun Tetap Profesional
Meskipun menghadapi kendala dalam mencari sparring partner yang sesuai, Sabar/Reza tetap fokus pada karier profesional mereka. Mereka mengakui kesulitan menemukan lawan tanding yang sepadan di luar Pelatnas PBSI.
Oleh karena itu, mereka berharap dapat berlatih di Pelatnas PBSI sebagai pemain sparring, sambil tetap mempertahankan status profesional mereka. Hal ini telah dilakukan oleh pasangan ganda putra legendaris, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang juga mendapat dukungan sponsor.
PBSI sempat menawarkan Sabar/Reza untuk kembali ke Pelatnas pada akhir 2024. Namun, mereka memutuskan untuk tetap bersama sponsor yang telah mendukung mereka sejak awal karier, bahkan ketika prestasi mereka belum sebaik sekarang.
Komitmen terhadap sponsor menjadi pertimbangan utama keputusan mereka. Mereka ingin membalas kepercayaan sponsor yang telah mendukung perjalanan karier mereka.
Kesimpulan: Perjuangan di Luar Pelatnas
Kisah Sabar/Reza mencerminkan tantangan yang dihadapi atlet bulu tangkis profesional di luar Pelatnas PBSI. Menemukan lawan tanding yang seimbang dan berlatih dengan intensitas tinggi menjadi kunci kesuksesan. Dukungan sponsor juga menjadi faktor penting dalam perjalanan karier atlet. Semoga ke depannya, akan ada lebih banyak kesempatan dan dukungan bagi atlet-atlet berbakat Indonesia untuk berkembang, baik di dalam maupun di luar Pelatnas PBSI. Perjuangan mereka patut diacungi jempol dan diharapkan menjadi inspirasi bagi atlet muda lainnya.