Presiden Prabowo Subianto tiba di St. Petersburg, Rusia, Rabu (18/6/2025) pukul 18.00 waktu setempat. Kunjungan kenegaraan ini menandai momen penting dalam hubungan bilateral Indonesia-Rusia, khususnya dalam konteks ekonomi dan diplomasi. Kedatangan Presiden Prabowo disambut hangat oleh pejabat tinggi Rusia, menunjukkan prioritas yang diberikan Rusia terhadap hubungannya dengan Indonesia. Kunjungan ini diharapkan akan memperkuat kerja sama kedua negara di berbagai bidang.
Presiden Prabowo akan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin dan menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025. Pertemuan dan forum ini memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan investasi dengan Rusia.
Sambutan Hangat di Bandara Pulkovo
Presiden Prabowo disambut Wakil Kepala Protokol Rusia Alexander Prusov dan Wakil Perdana Menteri Denis Manturov di Terminal VVIP Bandar Udara Internasional Pulkovo. Manturov, yang sebelumnya bertemu Presiden Prabowo di Istana Merdeka pada April 2025, tampak antusias menyambut kedatangannya.
Menteri Luar Negeri RI Sugiono juga turut hadir dalam penyambutan tersebut. Upacara penyambutan yang khidmat diwarnai dengan pengumandangan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Presiden Prabowo kemudian bersalaman dengan sejumlah pejabat Rusia dan Indonesia. Diantaranya Gubernur St. Petersburg Alexander Beglov, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergey Tolchenov, Direktur Asia 3 Kementerian Luar Negeri Rusia Lyudmila Vorobieva, Duta Besar RI untuk Rusia Jose Antonio Morato Tavares, dan Atase Pertahanan KBRI Moskow Marsekal Pertama TNI Jatmiko Adi.
Setelah memeriksa pasukan kehormatan Rusia dan menyaksikan defile militer, Presiden Prabowo melanjutkan perjalanan ke hotelnya di pusat kota St. Petersburg.
Agenda Padat Kunjungan Kenegaraan
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo meliputi rangkaian kegiatan penting. Pertama, ziarah ke Piskarevskoye Memorial Cemetery untuk memberi penghormatan kepada pahlawan Rusia yang gugur.
Presiden akan meletakkan karangan bunga di taman makam pahlawan tersebut. Ini menjadi gestur penghormatan dan pemahaman akan sejarah Rusia.
Selanjutnya, pertemuan bilateral dengan Presiden Putin akan berlangsung di Istana Constantine. Pertemuan ini dijadwalkan Kamis (19/6/2025).
Pertemuan tersebut akan mencakup pembahasan bilateral, pertemuan empat mata (tete-a-tete), dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kerja sama. Pertemuan ini akan ditutup dengan pernyataan bersama.
Menteri Pendamping Presiden Prabowo
Sejumlah menteri turut mendampingi Presiden Prabowo dalam kunjungan ini. Mereka mewakili berbagai sektor penting ekonomi Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan akan mewakili bidang ekonomi. Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga turut hadir.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Danantara Rosan Perkasa Roeslani dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akan membahas peluang investasi dan energi. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, dan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri juga kemungkinan akan hadir.
SPIEF 2025: Panggung Diplomasi Ekonomi
Puncak kunjungan Presiden Prabowo adalah kehadirannya sebagai pembicara utama di SPIEF 2025. Forum ekonomi internasional ini berlangsung pada 18-21 Juni 2025.
SPIEF 2025 dihadiri oleh pelaku usaha, pemerintahan, dan akademisi dari berbagai negara. Ini merupakan kesempatan bagi Presiden Prabowo untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik.
Kehadiran Presiden Prabowo di SPIEF 2025 menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama ekonomi global. Kunjungan ini diharapkan akan menghasilkan kesepakatan konkret yang menguntungkan kedua negara.
Kunjungan resmi Presiden Prabowo ke St. Petersburg ini, yang merupakan kunjungan pertamanya setelah dilantik, menandai babak baru dalam hubungan Indonesia-Rusia. Meskipun sebelumnya telah bertemu Presiden Putin di Moskow pada Juli 2024, kunjungan kali ini diharapkan akan menghasilkan kerja sama yang lebih substantif dan berkelanjutan di berbagai bidang, khususnya ekonomi. Pertemuan dan forum ini membuka jalan bagi peluang investasi dan kerja sama yang lebih luas, memperkuat posisi Indonesia di panggung global.