Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengunjungi Singapura dalam kunjungan kenegaraan. Kunjungan ini bukan hanya membahas kerja sama bilateral, tetapi juga menorehkan momen emosional bagi Presiden Prabowo Subianto. Momen tersebut terkait dengan sebuah kehormatan yang diberikan kepadanya oleh pemerintah Singapura.
Kehormatan tersebut berupa kesempatan untuk menamai sebuah varietas anggrek unik dengan nama ibunya, Dora Marie Djojohadikusumo-Sigar. Presiden Prabowo menyampaikan rasa harunya atas kesempatan istimewa ini di hadapan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan para pejabat tinggi kedua negara.
Penghormatan Mendalam Bagi Sang Ibu
Presiden Prabowo mengungkapkan rasa terharu mendalamnya saat menyampaikan pidato di Parliament House, Singapura. Ia menyebut penamaan anggrek tersebut sebagai simbol penghormatan atas jasa sang ibu yang telah membesarkannya.
Beliau menggambarkan masa kecilnya yang mungkin dianggap “sulit”. Namun, berkat didikan ibunya, ia mampu mencapai puncak karir sebagai Presiden Indonesia. Penamaan anggrek ini menjadi wujud rasa terima kasih yang tulus dan mendalam.
Singapore Orchid Diplomacy: Tradisi Diplomasi Unik
Penamaan anggrek untuk menghormati tamu negara merupakan bagian dari tradisi diplomasi Singapura yang dikenal sebagai “Singapore Orchid Diplomacy”. Tradisi ini mencerminkan keramahan dan penghormatan tinggi pemerintah Singapura kepada para pemimpin negara lain.
Pemberian nama pada varietas anggrek yang unik menjadi simbol persahabatan dan kerjasama antara kedua negara. Anggrek yang diberi nama Dora Marie Djojohadikusumo-Sigar akan menjadi bagian dari warisan diplomatik antara Indonesia dan Singapura.
Sosok Dora Marie Djojohadikusumo-Sigar: Inspirasi Multikultural
Ibu Presiden Prabowo, Dora Marie Sigar, merupakan sosok inspiratif yang berasal dari Minahasa dengan darah Jerman. Ia dikenal aktif di dunia pendidikan, sosial, dan politik.
Dora Marie Sigar menempuh pendidikan di Belanda dan menjadi perawat spesialis pascabedah. Di sanalah ia bertemu dengan Sumitro Djojohadikusumo, yang kelak menjadi suaminya. Sebagai seorang ibu yang disiplin, ia membesarkan anak-anaknya dalam lingkungan multikultural dan beragam keyakinan, mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Ia wafat pada 23 Desember 2008 di usia 87 tahun.
Pendidikan dan Karier Dora Marie Sigar
Pendidikan Dora Marie Sigar di Belanda memberikannya wawasan luas dan pemahaman mendalam tentang dunia internasional. Pengalamannya sebagai perawat spesialis pascabedah menunjukkan dedikasi dan kepeduliannya terhadap sesama.
Aktivitasnya di dunia pendidikan, sosial, dan politik menunjukkan kepribadiannya yang aktif dan peduli terhadap kemajuan masyarakat. Warisan pemikiran dan tindakannya terus menginspirasi.
Nilai-Nilai Pancasila dalam Keluarga
Dora Marie Sigar berhasil membesarkan anak-anaknya dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Keberagaman budaya dan keyakinan dalam keluarganya menjadi bukti nyata implementasi nilai-nilai tersebut.
Hal ini menunjukkan komitmen kuatnya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam keluarganya terlihat pada perjalanan hidup anak-anaknya.
Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Singapura tidak hanya menghasilkan kesepakatan bilateral yang penting, tetapi juga meninggalkan kisah mengharukan. Penamaan anggrek atas nama ibunda Presiden Prabowo, Dora Marie Djojohadikusumo-Sigar, merupakan bukti nyata penghormatan mendalam dan menunjukkan betapa kuatnya ikatan keluarga dan warisan nilai yang dipegang teguh. Semoga anggrek tersebut menjadi simbol abadi persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Singapura.