Pemerintah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mendapat dorongan dari Menteri Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya untuk menggali potensi ekonomi kreatif di wilayahnya. Potensi ini dinilai sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, yang pengembangannya dapat dimulai dari daerah-daerah.
Dalam pertemuan antara Menparekraf dan Bupati Poso Verna Gladies Merry Inkiriwang di Jakarta, Selasa (17/6), dibahas berbagai potensi ekonomi kreatif Poso dan langkah-langkah pengembangannya. Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi fokus utama dalam upaya memaksimalkan potensi tersebut.
Potensi Ekonomi Kreatif Poso: Kain Ranta dan Lebih Banyak Lagi
Menparekraf Riefky Harsya menyorot kain Ranta, sejenis kain tradisional Poso yang terbuat dari kulit kayu dan berasal dari Lembah Bada, sebagai salah satu produk unggulan yang berpotensi besar. Kain ini memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi yang dapat dikembangkan menjadi produk fesyen dengan daya saing internasional.
Selain kain Ranta, Poso juga memiliki potensi ekonomi kreatif lainnya yang menjanjikan. Bupati Poso menyebutkan sektor fesyen, kriya, dan kuliner sebagai sektor dengan prospek cerah, didukung oleh keindahan alam dan destinasi wisata yang sudah ada.
Kopi Poso dan olahan ikan sidat juga termasuk dalam daftar potensi ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan. Pengembangan produk-produk ini diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pentingnya Pembentukan Dinas Ekonomi Kreatif di Poso
Menparekraf Riefky Harsya menekankan pentingnya pembentukan dinas ekonomi kreatif di Kabupaten Poso untuk mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif secara terstruktur dan terarah. Meskipun tidak harus berdiri sendiri, dinas ini dapat digabungkan dengan dinas lain yang relevan.
Saat ini, sudah terdapat 17 kota, 39 kabupaten, dan 21 provinsi di Indonesia yang memiliki dinas ekonomi kreatif. Keberadaan dinas ini dinilai penting untuk mensinkronkan program dan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif di tingkat daerah.
Dengan adanya dinas ekonomi kreatif, pengembangan potensi ekonomi kreatif di Poso diharapkan lebih terencana dan terarah. Hal ini akan meningkatkan nilai tambah produk-produk kreatif dan daya saing di pasar yang lebih luas.
Kolaborasi dan Langkah Konkret Pengembangan Ekonomi Kreatif Poso
Bupati Poso mengusulkan beberapa kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif, antara lain penyelenggaraan Poso Creative Hub, Festival Ekraf Poso, dan pelatihan digitalisasi produk ekonomi kreatif. Ini semua merupakan langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Poso.
Pelatihan digitalisasi produk sangat krusial untuk meningkatkan daya saing produk lokal di era digital saat ini. Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sertifikasi produk lokal juga menjadi poin penting yang diusulkan Bupati Poso.
Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan ruang kegiatan dan promosi yang lebih luas bagi pelaku ekonomi kreatif di Poso. Dengan demikian, diharapkan akan tercipta lapangan kerja baru dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Langkah-langkah konkret tersebut, jika terlaksana dengan baik, akan mentransformasikan potensi ekonomi kreatif Poso menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan bagi daerah dan negara. Kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan pengembangan ini.
Keberhasilan pengembangan ekonomi kreatif di Poso tidak hanya akan meningkatkan perekonomian daerah, tetapi juga melestarikan budaya lokal melalui produk-produk kreatif yang bernilai tinggi. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.