Piala Dunia Antarklub 2025 tak hanya menawarkan hadiah uang tunai bagi para peserta. Ke-32 tim yang berpartisipasi juga akan menerima uang penampilan untuk setiap pertandingan. Namun, keseruan di lapangan juga diiringi dengan potensi denda yang cukup besar karena pelanggaran disiplin, khususnya terkait akumulasi kartu.
Aturan kedisiplinan yang ketat ini khususnya menyasar para pemain yang kerap melanggar aturan permainan. Sistem denda berdasarkan kartu yang diterima pemain berlaku tegas dan berpotensi menguras kantong klub.
Denda Kartu di Piala Dunia Antarklub 2025
Sistem denda di Piala Dunia Antarklub 2025 sangat spesifik. Besaran denda dihitung berdasarkan jenis kartu yang diterima pemain.
- Kartu kuning dikenakan denda 12 ribu euro (sekitar Rp 226.836.000).
- Kartu kuning kedua (yang mengakibatkan kartu merah) dikenakan denda 15 ribu euro (sekitar Rp 283.545.000).
- Kartu merah langsung dikenakan denda 20 ribu euro (sekitar Rp 378.060.000).
Besaran denda ini bisa menjadi beban tambahan bagi klub. Apalagi jika pemainnya sering mendapatkan kartu.
Tim-tim Pengoleksi Kartu (dan Denda) Terbanyak
Sejumlah tim telah merasakan dampak aturan denda ini. Beberapa klub bahkan telah menelan denda hingga ratusan juta rupiah.
Berdasarkan data dari Transfermarkt dan ESPN, beberapa klub telah mengumpulkan denda yang signifikan akibat kartu-kartu yang diterima pemainnya. Berikut daftar klub dengan denda terbanyak hingga saat ini:
- Boca Juniors: 5 kartu kuning + 2 kartu merah = 100 ribu euro (Rp 1,89 miliar).
- Atletico Madrid: 7 kartu kuning + 1 kartu merah (dari 2 kartu kuning) = 99 ribu euro (Rp 1,87 miliar).
- River Plate: 7 kartu kuning + 1 kartu merah (dari 2 kartu kuning) = 99 ribu euro (Rp 1,87 miliar).
- Chelsea: 6 kartu kuning + 1 kartu merah langsung = 92 ribu euro (Rp 1,73 miliar).
- Benfica: 5 kartu kuning + 1 kartu merah langsung = 80 ribu euro (Rp 1,51 miliar).
- Esperance: 6 kartu kuning = 72 ribu euro (Rp 1,36 miliar).
- Palmeiras: 6 kartu kuning = 72 ribu euro (Rp 1,36 miliar).
- Monterrey: 6 kartu kuning = 72 ribu euro (Rp 1,36 miliar).
Jumlah denda ini sangat signifikan dan dapat mempengaruhi keuangan klub.
Dampak Aturan Denda Kartu terhadap Strategi Tim
Aturan denda yang tinggi ini tentu berdampak pada strategi tim. Pelatih kemungkinan akan lebih menekankan kedisiplinan pemain di lapangan.
Klub-klub besar, seperti Boca Juniors, Atletico Madrid, dan River Plate, kini harus memikirkan strategi baru untuk mengurangi jumlah pelanggaran dan kartu yang diterima pemainnya. Hal ini berdampak pada taktik bermain dan pemilihan pemain.
Ke depan, kita bisa menyaksikan perubahan dalam gaya bermain tim-tim peserta Piala Dunia Antarklub 2025. Mereka mungkin akan lebih bermain defensif dan menghindari pelanggaran yang tidak perlu untuk meminimalisir akumulasi kartu dan denda.
Dengan tingginya denda yang diterapkan, Piala Dunia Antarklub 2025 tak hanya menjadi ajang adu strategi dan skill, tetapi juga ujian kedisiplinan bagi para pemain dan pelatih. Pengaruh finansial dari akumulasi kartu ini cukup besar dan harus dipertimbangkan dengan matang oleh setiap tim peserta.