Paris Saint-Germain (PSG) menampilkan dominasi yang luar biasa saat menghadapi Atletico Madrid dalam laga pembuka Grup B Piala Dunia Antarklub 2025. Kemenangan telak 4-0 di Rose Bowl, California, Senin WIB, menjadi bukti nyata kekuatan Les Parisiens yang baru saja meraih treble winners. Pertandingan ini disaksikan oleh 80.619 penonton, mengingatkan kita pada atmosfer final Piala Dunia 1994 di stadion yang sama. Kekalahan ini menghadirkan analisis yang berbeda dari kedua kubu, menarik perhatian pada faktor-faktor kunci di balik hasil pertandingan tersebut.
Cuaca panas mencapai 31 derajat Celcius menjadi sorotan. Namun, persepsi mengenai pengaruhnya terhadap permainan terbagi antara kedua tim.
Dominasi PSG: Analisis Kinerja di Lapangan
PSG menguasai jalannya pertandingan. Statistik Sofascore menunjukkan dominasi Les Parisiens yang signifikan.
PSG menguasai penguasaan bola hingga 74 persen. Mereka melepaskan 16 tembakan dengan 11 di antaranya mengarah tepat ke gawang.
Sebaliknya, Atletico Madrid hanya mampu menciptakan satu tembakan tepat sasaran dari lima percobaan. Penguasaan bola mereka hanya mencapai 26 persen.
Empat gol kemenangan PSG dicetak oleh Fabian Ruiz (19′), Vitinha (45+1′), Senny Mayulu (87′), dan Lee Kang-in melalui penalti (90+7′).
Persepsi Berbeda: Cuaca vs. Kualitas Permainan
Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone, memuji permainan PSG.
Simeone menilai kekalahan timnya bukan karena cuaca panas, melainkan karena kualitas PSG yang superior.
“Mereka tim yang hebat, tim yang muda. Mereka selalu punya pemain yang bagus, dan sekarang mereka adalah sebuah tim,” ujar Simeone.
Ia menambahkan bahwa Atletico tidak bermain sebaik biasanya di babak pertama. Bahkan saat merebut bola, mereka kesulitan melepaskan diri dari tekanan PSG.
Simeone menekankan bahwa kondisi cuaca panas di Madrid pada bulan Agustus sama parahnya. Kedua tim menghadapi kondisi yang sama.
Namun, pandangan berbeda diutarakan oleh Antoine Griezmann.
Griezmann mengakui cuaca panas mengganggu performa Atletico.
Ia menyayangkan timnya gagal meniru performa saat menang 2-1 atas PSG di Parc des Princes pada babak grup Liga Champions November lalu.
Mencari Pelajaran dari Kekalahan: Jalan Atletico ke Depan
Kekalahan telak ini memberikan pelajaran berharga bagi Atletico Madrid.
Atletico perlu menganalisis kekurangan dan meningkatkan strategi untuk menghadapi pertandingan selanjutnya.
Griezmann menekankan perlunya kerja keras dan evaluasi mendalam untuk memperbaiki performa tim.
Meskipun telah mempersiapkan diri dengan baik, pelaksanaan di lapangan belum sesuai harapan.
Pertandingan ini sekaligus menjadi pembuka jalan bagi PSG untuk meraih prestasi di Piala Dunia Antarklub. Kemenangan meyakinkan ini menunjukkan ambisi PSG untuk menorehkan sejarah baru. Sementara itu, Atletico Madrid perlu segera bangkit dan memperbaiki strategi guna menghadapi tantangan selanjutnya di turnamen bergengsi ini. Analisis mendalam terhadap performa kedua tim, terutama dalam hal penguasaan bola dan penyelesaian akhir, akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan strategi di pertandingan-pertandingan mendatang.