Pavel Durov Wariskan Kekayaan Miliaran pada 100 Anaknya?

Playmaker

Pavel Durov Wariskan Kekayaan Miliaran pada 100 Anaknya?
Sumber: Liputan6.com

Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi pesan instan Telegram, mengejutkan publik dengan pengumumannya mengenai rencana warisan kekayaannya. Ia berencana membagi harta tersebut kepada lebih dari 100 anak, hasil dari hubungannya dengan beberapa wanita dan program donasi sperma yang telah ia jalani selama bertahun-tahun.

Pengumuman ini disampaikan Durov dalam wawancara dengan majalah politik Prancis, Le Point, dan kemudian diberitakan oleh CNN. Keputusan ini mencerminkan komitmen Durov untuk memastikan semua anaknya mendapatkan bagian yang sama, mencegah konflik di masa mendatang.

Warisan untuk Lebih dari 100 Anak

Durov telah mengungkapkan jumlah anak-anaknya melalui media sosial tahun lalu. Ia menjelaskan bahwa seorang dokter menyarankan dirinya untuk melakukan donasi sperma berkualitas tinggi, yang telah ia lakukan selama 15 tahun. Jumlah anak yang dihasilkan dari program ini, ditambah dengan anak-anaknya dari hubungan dengan tiga wanita berbeda, mencapai lebih dari seratus orang.

Dalam surat wasiatnya, Durov menegaskan kesetaraan hak warisan bagi semua anaknya. Ia tidak membedakan antara anak-anak kandung dan anak-anak dari donor sperma. Prioritas utamanya adalah mencegah perselisihan antar anak-anaknya setelah kematiannya.

Penundaan Akses Warisan

Meskipun telah menyiapkan surat wasiat, anak-anak Durov tidak akan langsung mendapatkan warisan tersebut. Durov memutuskan untuk menunda akses anak-anaknya terhadap kekayaannya selama 30 tahun sejak saat ini.

Alasan di balik keputusan ini adalah keinginan Durov agar anak-anaknya dapat hidup mandiri dan membangun kehidupan mereka sendiri tanpa bergantung pada kekayaan yang melimpah. Ia ingin mereka belajar untuk percaya diri, bekerja keras, dan mencapai kesuksesan berdasarkan usaha mereka sendiri.

Bantahan Terhadap Tuduhan Kriminal

Durov juga memanfaatkan kesempatan ini untuk membantah tuduhan yang pernah dilayangkan kepadanya. Tahun lalu, ia ditangkap di Paris terkait sejumlah kejahatan, termasuk tuduhan Telegram digunakan untuk membantu pencucian uang, perdagangan narkoba, dan penyebaran pornografi anak.

Durov, yang merupakan satu-satunya pemegang saham Telegram, dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyebutnya “tidak masuk akal”. Ia menekankan bahwa penggunaan Telegram oleh para penjahat tidak serta merta menjadikan platform tersebut turut terlibat dalam kejahatan mereka.

Telegram sendiri, dengan lebih dari satu miliar pengguna bulanan, dikenal karena enkripsi tingkat tinggi dan pengawasan terbatas terhadap konten yang diunggah. Hal ini membuat platform tersebut menjadi pilihan bagi beragam kalangan, termasuk mereka yang terlibat dalam kegiatan ilegal.

Durov menyatakan bahwa pembuatan surat wasiat saat ini juga didorong oleh sifat pekerjaan yang berisiko. Ia berpendapat bahwa memperjuangkan kebebasan dan prinsip-prinsipnya telah menciptakan banyak musuh, termasuk dari negara-negara adikuasa.

Dengan membuat surat wasiat dan menunda akses warisan, Durov berharap dapat melindungi anak-anaknya serta mengamankan masa depan Telegram agar tetap independen dan setia pada nilai-nilai yang ia anut.

Meskipun kekayaan Durov diperkirakan mencapai miliaran dolar AS oleh Bloomberg, ia sendiri menolak angka tersebut. Ia menjelaskan bahwa aset likuidnya jauh lebih rendah dan berasal dari investasi pribadinya di bitcoin pada tahun 2013, bukan dari Telegram yang belum pernah ia jual.

Kisah Pavel Durov ini menyoroti kompleksitas kepemilikan kekayaan besar dan perencanaan suksesi yang cermat, terutama bagi seorang figur publik dengan pengaruh dan risiko yang besar.

Popular Post

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Berita

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Beredar kabar di media sosial tentang bantuan dana senilai Rp 150 juta dari Kerajaan Brunei Darussalam. Klaim ini tersebar luas ...

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Berita

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Beredar video di media sosial yang mengklaim Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dirawat di rumah sakit pada awal Juni 2025. ...

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Berita

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim menggambarkan kondisi di India setelah serangan dari Pakistan. Klaim tersebut telah dibantah ...

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Berita

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, ke Indonesia pada Mei 2025 menarik perhatian publik. Kehadiran mereka, khususnya ...

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Berita

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim manajer Manchester City, Pep Guardiola, menolak bersalaman dengan seorang delegasi Israel. Klaim ...

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Berita

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Waspada! Tawaran Kerja Relawan Baznas Idul Adha 2025 Adalah Hoaks Beredar luas di media sosial tawaran menarik berupa rekrutmen relawan ...