Pasar Santa, yang pernah ramai di tahun 2013-an, kini terlihat sepi. Menurunnya jumlah pengunjung berdampak signifikan pada pendapatan para pedagang. Salah satunya adalah Jay, pedagang daging sapi asal Tangerang yang merasakan penurunan omzet yang cukup drastis dalam beberapa bulan terakhir.
Omzet Pedagang Daging Sapi di Pasar Santa Menurun Drastis
Penurunan jumlah pembeli di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, telah membuat para pedagang mengeluhkan penurunan pendapatan yang signifikan. Jay, seorang pedagang daging sapi, mengakui bahwa omzetnya hanya cukup untuk membayar setoran daging kepada pemasok. Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya di mana ia mampu meraih keuntungan yang lebih besar.
Kondisi sepi ini dirasakan hampir seluruh pedagang di Pasar Santa. Jay menyebut bahwa penurunan jumlah pembeli telah terjadi selama beberapa bulan terakhir.
Meskipun enggan menyebutkan angka pasti, Jay menekankan bahwa pendapatannya saat ini jauh lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Harga Daging Sapi Tetap Stabil, Namun Permintaan Menurun
Harga daging sapi di Pasar Santa relatif stabil di angka Rp 130.000 per kilogram, bahkan hingga setelah perayaan Idul Adha 2025. Stabilitas harga ini tidak mampu menopang penurunan omzet pedagang karena yang menjadi masalah utama adalah minimnya jumlah pembeli, bukan kenaikan harga.
Harga tersebut, menurut Jay, cukup stabil dan tidak mengalami kenaikan signifikan menjelang dan sesudah Idul Adha.
Fluktuasi harga daging sapi di Indonesia memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti lokasi geografis, jenis potongan, dan kualitas daging.
Keberlangsungan Usaha di Tengah Sepinya Pasar Santa
Meskipun pendapatannya tergerus, Jay tetap bertahan berjualan di Pasar Santa. Ia berharap pasar yang pernah ramai tersebut dapat kembali pulih dan menarik minat pembeli.
Banyaknya lapak pedagang daging yang kosong semakin menunjukkan sepinya Pasar Santa.
Jay mencatat banyak pedagang daging yang telah berhenti berjualan di Pasar Santa dalam sebulan terakhir, meskipun ia tidak mengetahui alasan pasti di balik fenomena ini.
Pada pengamatan Kompas.com pada pukul 13.00-15.00 WIB, terlihat banyak lapak kosong, hanya menyisakan dua lapak pedagang daging, termasuk milik Jay.
Kondisi Pasar Santa yang lesu ini menjadi gambaran tantangan yang dihadapi para pedagang kecil di tengah dinamika ekonomi.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan penurunan pengunjung di Pasar Santa dan apa yang dapat dilakukan untuk menarik kembali minat pembeli.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab pasti penurunan pengunjung Pasar Santa dan mencari solusi untuk membantu para pedagang bertahan.
Semoga Pasar Santa dapat kembali ramai dan para pedagang dapat kembali merasakan keuntungan seperti tahun-tahun sebelumnya.