ParQ Ubud, lokasi yang sebelumnya dikenal sebagai “Kampung Rusia” di Bali, telah resmi ditutup dan diakuisisi oleh pengusaha dan investor asal Bali, Sergey Solonin. Akuisisi ini telah selesai sesuai hukum Indonesia dan didukung penuh oleh pemerintah.
Penutupan ParQ Ubud menandai berakhirnya periode kontroversi dan membuka jalan bagi pengembangan baru yang berfokus pada akuntabilitas, pelestarian budaya Indonesia, dan pengelolaan lahan yang legal. Langkah ini diharapkan menjadi contoh investasi bertanggung jawab di Bali.
Akuisisi ParQ Ubud dan Visi Pengembangan Baru
Sergey Solonin menyatakan komitmennya untuk pembangunan Bali yang berkelanjutan dan selaras dengan pelestarian budaya. Investasinya bertujuan untuk memberikan manfaat bagi investor dan masyarakat lokal.
Akuisisi ini merupakan langkah awal mewujudkan visi tersebut. Solonin menyadari dampak negatif sebelumnya terhadap pekerja lokal dan berkomitmen untuk menjaga dan memperluas lapangan kerja di area tersebut.
Transformasi ParQ Ubud akan berfokus pada inklusivitas budaya, kepekaan lingkungan, transparansi hukum, dan kolaborasi antar komunitas. Tujuan jangka panjangnya adalah menciptakan model investasi yang bertanggung jawab dan inklusif di Bali.
Penutupan ParQ Ubud oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar
Pemerintah Kabupaten Gianyar resmi menutup ParQ Ubud pada 20 Januari 2025. Penutupan ini berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 285/E-09/HK/2025 karena ParQ Ubud dianggap melanggar beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar.
ParQ Ubud dinilai tidak sesuai dengan Pasal 19 ayat 3 Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 15 Tahun 2015 tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat, dan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 2 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berbasis Risiko.
Penutupan tersebut dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Gianyar setelah melalui berbagai tahapan sesuai hukum yang berlaku. Asisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Gianyar, I Ketut Pasek Lanang Sadia, menegaskan hal ini.
Kontroversi dan Reaksi Publik Terhadap Penutupan
Proses penutupan ParQ Ubud sempat diwarnai kericuhan. Pihak yang diduga pengelola sempat mencoba menghalangi petugas. Video penutupan pun beredar luas di media sosial.
Warganet memberikan beragam komentar atas penutupan tersebut. Sebagian mendukung tindakan tegas pemerintah, sementara yang lain mempertanyakan aspek legalitas dan manajemen pengelolaan ParQ Ubud sebelumnya.
Perdebatan di media sosial menyoroti pentingnya penegakan aturan dan perlunya pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di Bali. Ke depan, diharapkan tidak ada lagi permasalahan serupa.
Informasi lebih lanjut terkait pengembangan ParQ Ubud akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. Pemerintah setempat, tokoh masyarakat, dan pelaku budaya akan terlibat dalam proses tersebut.
Dengan visi yang jelas dan komitmen dari investor baru, ParQ Ubud diharapkan dapat menjadi contoh sukses investasi yang berkelanjutan dan inklusif, memberikan dampak positif bagi Bali dan masyarakatnya.