Naiknya Tarif Cukai: Ancaman Besar Penerimaan Negara?

Playmaker

Naiknya Tarif Cukai: Ancaman Besar Penerimaan Negara?
Sumber: Liputan6.com

Rencana kenaikan tarif cukai rokok tengah menjadi sorotan. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap daya beli masyarakat, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu, kebijakan ini juga berpotensi mengganggu stabilitas penerimaan negara.

Mayoritas konsumen rokok terjangkau berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan UMR atau bahkan di bawahnya. Kenaikan harga rokok akibat kenaikan cukai dikhawatirkan akan membebani pengeluaran mereka.

Dampak Kenaikan Cukai terhadap Daya Beli

Saat ini, rokok dengan harga Rp13.000–Rp15.000 per bungkus masih menjadi pilihan utama. Namun, rencana kenaikan tarif cukai berpotensi meningkatkan harga jual hingga Rp20.000 per bungkus atau lebih.

Kenaikan harga yang signifikan ini akan membebani daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka mungkin terpaksa mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan lain atau beralih ke rokok ilegal.

Hal ini tentu akan berdampak pada perekonomian rumah tangga mereka. Kondisi ini juga berpotensi memicu peningkatan konsumsi rokok ilegal.

Ancaman terhadap Industri Rokok Skala Menengah

Ketua Komisi XI DPR RI, M. Misbakhun, menekankan pentingnya kebijakan cukai yang seimbang. Kebijakan yang terlalu menekan justru akan mendorong pergeseran konsumsi ke produk-produk rokok ilegal.

Pabrik rokok skala menengah berperan penting dalam perekonomian lokal. Mereka menyerap banyak tenaga kerja dan menggerakkan sektor pendukung lainnya.

Penekanan terhadap pabrik menengah dapat memicu efek domino. Efek domino ini berupa penurunan penyerapan tenaga kerja dan terganggunya perputaran ekonomi lokal.

Kondisi ini tentunya tidak sejalan dengan visi pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan yang lebih berimbang.

Potensi Dominasi Perusahaan Besar dan Solusi yang Lebih Komprehensif

Kenaikan cukai juga berpotensi memperkuat dominasi perusahaan besar. Perusahaan besar cenderung lebih mampu beradaptasi dengan kenaikan biaya produksi.

Data Asosiasi Industri Rokok menunjukkan sekitar 70% produksi nasional dikuasai perusahaan besar. Sementara itu, pelaku usaha kecil dan menengah hanya menguasai sebagian kecil pasar.

Penguasaan pasar yang semakin terkonsentrasi akan mengancam persaingan usaha yang sehat. Hal ini juga akan membahayakan keberlangsungan usaha menengah.

Misbakhun, yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional SOKSI periode 2025–2030, menyarankan pendekatan fiskal yang memperhatikan daya beli masyarakat. Pendekatan ini dinilai lebih efektif dalam jangka panjang.

Kebijakan yang hanya mengejar target penerimaan tahunan tanpa mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi berisiko melemahkan penerimaan cukai itu sendiri.

Komisi XI DPR RI berencana memanggil Menteri Keuangan dan Dirjen Bea Cukai untuk membahas arah kebijakan penerimaan dari sektor tembakau dalam RAPBN 2026. Diharapkan tercipta kebijakan yang seimbang antara kebutuhan fiskal negara dan keberlanjutan pelaku industri skala menengah.

Pembahasan ini diharapkan menghasilkan kebijakan yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi lokal. Komitmen untuk menciptakan kebijakan yang komprehensif dan berbasis data sangatlah penting.

Kesimpulannya, perlu ada pertimbangan yang matang dalam menentukan kebijakan kenaikan cukai rokok. Kebijakan ini harus mempertimbangkan dampaknya terhadap daya beli masyarakat, industri rokok skala menengah, dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Pendekatan yang komprehensif dan berimbang sangat diperlukan agar kebijakan ini memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak.

Popular Post

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Berita

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Beredar kabar di media sosial tentang bantuan dana senilai Rp 150 juta dari Kerajaan Brunei Darussalam. Klaim ini tersebar luas ...

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Berita

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, ke Indonesia pada Mei 2025 menarik perhatian publik. Kehadiran mereka, khususnya ...

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Berita

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim menggambarkan kondisi di India setelah serangan dari Pakistan. Klaim tersebut telah dibantah ...

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Berita

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Beredar video di media sosial yang mengklaim Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dirawat di rumah sakit pada awal Juni 2025. ...

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Berita

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim manajer Manchester City, Pep Guardiola, menolak bersalaman dengan seorang delegasi Israel. Klaim ...

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Berita

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Waspada! Tawaran Kerja Relawan Baznas Idul Adha 2025 Adalah Hoaks Beredar luas di media sosial tawaran menarik berupa rekrutmen relawan ...