Akhir Mei 2025, jagat maya dihebohkan oleh beredarnya video yang menampilkan seekor kambing dengan dua kepala. Video tersebut, yang tampak direkam di pedesaan dengan latar sawah, memperlihatkan seorang perempuan yang sedang mengiringi hewan unik tersebut.
Keaslian video kambing berkepala dua ini pun langsung dipertanyakan. Banyak yang penasaran apakah video tersebut benar-benar menampilkan kejadian nyata atau hanya rekayasa.
Mengenal Sumber Video Kambing Berkepala Dua
Investigasi awal mengarah pada watermark “@artharestu.id” yang tertera pada video. Watermark ini mengarahkan kita pada akun Facebook Artha Restu, seorang kreator konten digital.
Artha Restu diketahui memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam pembuatan kontennya. Video kambing berkepala dua ini ternyata merupakan salah satu hasil karyanya menggunakan AI generator.
Verifikasi Menggunakan Alat Deteksi AI
Untuk memastikan keaslian video, tim verifikasi menggunakan alat deteksi AI bernama Hive Moderation. Hasilnya menunjukkan probabilitas video tersebut sebagai rekayasa AI mencapai 98 persen.
Hal ini menegaskan bahwa video kambing berkepala dua yang viral tersebut bukanlah kejadian nyata, melainkan hasil kreasi digital menggunakan teknologi AI.
Kesimpulan: Rekayasa AI yang Menarik Perhatian
Kesimpulannya, video kambing berkepala dua yang beredar di media sosial adalah rekayasa AI. Keberhasilan Artha Restu dalam menciptakan video yang tampak realistis ini menunjukkan kemajuan teknologi AI dalam menghasilkan konten visual yang meyakinkan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita untuk selalu waspada dan kritis terhadap informasi yang beredar di media sosial, terutama yang tampak terlalu luar biasa atau tidak masuk akal. Penting untuk melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi tersebut lebih lanjut.
Kemajuan teknologi AI memang mengagumkan, namun juga perlu diimbangi dengan literasi digital yang baik agar masyarakat tidak mudah termakan hoaks atau informasi menyesatkan. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Kasus ini juga menjadi contoh bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk menciptakan konten yang menarik perhatian, namun juga berpotensi untuk menyebarkan informasi yang tidak benar jika tidak digunakan dengan bijak. Penting bagi para kreator konten untuk transparan dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi AI.