Indonesia Tertinggal: Lulusan S2-S3 Hanya 0,53%, Dibanding Malaysia?

Playmaker

Indonesia Tertinggal: Lulusan S2-S3 Hanya 0,53%, Dibanding Malaysia?
Sumber: Kompas.com

Indonesia masih tertinggal jauh dalam hal jumlah lulusan S2 dan S3 dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, bahkan negara maju lainnya. Berdasarkan data tahun 2024, hanya 0,53 persen penduduk Indonesia yang merupakan lulusan pendidikan pascasarjana. Angka ini jauh di bawah rata-rata negara lain, dan menjadi tantangan serius bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia.

Proporsi lulusan S2 dan S3 yang rendah ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan aksesibilitas beasiswa menjadi kunci penting untuk mengatasi permasalahan ini.

Jumlah Lulusan S2 dan S3 Indonesia Tergolong Rendah

Data terbaru yang dipaparkan Direktur Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Dwi Larso, pada webinar bersama telering.id tanggal 14 Juni 2025, menunjukkan fakta mengejutkan. Hanya 0,53 persen penduduk Indonesia yang menyandang gelar magister (S2) atau doktor (S3) pada tahun 2024.

Angka ini sungguh memprihatinkan. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, Indonesia jauh tertinggal. Ketiga negara tersebut memiliki proporsi lulusan S2 dan S3 mencapai 2,43 persen per kapita.

Perbandingan dengan Negara Lain: Tantangan Besar bagi Indonesia

Perbedaannya sangat signifikan. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, Kanada, dan Jerman memiliki angka jauh lebih tinggi, yakni sekitar 9,80 persen.

Rendahnya angka lulusan S2 dan S3 di Indonesia menjadi indikator penting terkait kualitas sumber daya manusia. Hal ini perlu menjadi perhatian serius pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.

Dampak Rendahnya Lulusan S2 dan S3

Rendahnya jumlah lulusan pascasarjana berdampak pada daya saing bangsa di kancah global. Indonesia membutuhkan lebih banyak ahli dan peneliti untuk mendorong inovasi dan kemajuan di berbagai sektor.

Kurangnya tenaga ahli juga akan menghambat pembangunan berkelanjutan. Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam sektor pendidikan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan kompetitif.

Upaya Peningkatan Sumber Daya Manusia Melalui Beasiswa LPDP

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) telah berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sejak tahun 2012, LPDP secara konsisten memberikan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi di berbagai jenjang pendidikan, termasuk S1, S2, S3, dan non-degree.

Hingga saat ini, LPDP telah memberikan beasiswa kepada sekitar 600.000 penerima. Pada tahun 2024 saja, sebanyak 18.000 penerima beasiswa LPDP berhasil lulus dari 136 institusi pendidikan.

Peran LPDP dalam Pengembangan SDM Indonesia

Program beasiswa LPDP bertujuan untuk mencetak pemimpin dan profesional handal yang mampu berkontribusi bagi kemajuan Indonesia. Seleksi yang ketat memastikan hanya calon-calon terbaik yang mendapatkan kesempatan ini.

Meskipun demikian, angka lulusan S2 dan S3 di Indonesia masih jauh dari target. Dibutuhkan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan memperluas aksesibilitas beasiswa.

Hasil seleksi beasiswa LPDP tahap 2 tahun 2025 masih dalam proses dan belum diumumkan. Diharapkan program ini akan terus berkontribusi dalam meningkatkan jumlah lulusan pascasarjana di Indonesia.

Kesimpulannya, rendahnya jumlah lulusan S2 dan S3 di Indonesia merupakan tantangan besar yang harus segera diatasi. Peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan perluasan aksesibilitas beasiswa, seperti yang dilakukan LPDP, merupakan langkah penting untuk meningkatkan daya saing bangsa dan mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. Kerja sama dan komitmen dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Harapannya, angka ini akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang, seiring dengan berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan dan akses beasiswa.

Popular Post

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Berita

Waspada! Hoaks Dana Rp150 Juta Brunei, Modus Penipuan Baru

Beredar kabar di media sosial tentang bantuan dana senilai Rp 150 juta dari Kerajaan Brunei Darussalam. Klaim ini tersebar luas ...

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Berita

Hoaks Istri Presiden Prancis Transgender: Fakta Mengejutkan Terungkap

Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron, ke Indonesia pada Mei 2025 menarik perhatian publik. Kehadiran mereka, khususnya ...

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Berita

Dedi Mulyadi Sakit: Klarifikasi Video Rumah Sakit 2022, Bukan 2025

Beredar video di media sosial yang mengklaim Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dirawat di rumah sakit pada awal Juni 2025. ...

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Berita

Philadelphia Kecelakaan Pesawat: Bukan Serangan Pakistan-India

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim menggambarkan kondisi di India setelah serangan dari Pakistan. Klaim tersebut telah dibantah ...

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Berita

Guardiola Tolak Jabat Tangan? Bukan Delegasi Israel

Beredar sebuah video di media sosial yang mengklaim manajer Manchester City, Pep Guardiola, menolak bersalaman dengan seorang delegasi Israel. Klaim ...

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Berita

Waspada! Hoaks Rekrutmen Relawan Baznas Idul Adha 2025

Waspada! Tawaran Kerja Relawan Baznas Idul Adha 2025 Adalah Hoaks Beredar luas di media sosial tawaran menarik berupa rekrutmen relawan ...