Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan menguat pada perdagangan Jumat, 13 Juni 2025. Hal ini disampaikan oleh Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman. Meskipun demikian, ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, masih menjadi bayang-bayang bagi pasar.
Ketidakpastian ini terutama terkait dengan negosiasi tarif perdagangan AS dengan negara-negara mitra dagangnya. Pernyataan Trump mengenai perpanjangan tenggat waktu negosiasi menambah kompleksitas situasi.
Potensi Penguatan IHSG dan Ketidakpastian Kebijakan Trump
Fanny Suherman optimis IHSG berpeluang melanjutkan tren kenaikannya, selama mampu bertahan di level support 7.200. Hal ini menunjukkan keyakinan terhadap fundamental pasar domestik yang cukup kuat.
Presiden Trump menyatakan kesediaan untuk memperpanjang tenggat waktu negosiasi hingga 8 Juli 2025. Namun, ia juga menambahkan bahwa perpanjangan tersebut mungkin tidak diperlukan.
Trump menyampaikan bahwa kesepakatan besar telah dicapai dengan China, dan negosiasi dengan Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara lain sedang berlangsung. Surat resmi terkait hal ini akan dikirimkan dalam waktu satu hingga dua minggu ke depan.
Ancaman kenaikan tarif impor dari China hingga 55 persen juga masih membayangi pasar. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengkonfirmasi bahwa tarif tersebut tetap akan diberlakukan.
Dampak Internasional dan Pergerakan Pasar Saham Global
Penurunan saham Boeing hampir 5 persen setelah kecelakaan pesawat Dreamliner 787 milik Air India turut mempengaruhi sentimen pasar global. Kecelakaan tersebut melibatkan 242 penumpang.
Dari Eropa, Inggris akan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) bulan April 2025 yang diproyeksikan minus 0,1 persen month to month (mtm). Angka ini turun dari 0,2 persen mtm pada Maret 2025.
Di Asia, pasar menantikan rilis data Produksi Industri Jepang bulan April 2025. Data tersebut diperkirakan turun menjadi 0,7 persen (yoy) dari 1 persen (yoy) pada Maret 2025.
Data penjualan ritel Indonesia bulan April 2025 juga dinantikan. Pertumbuhan diperkirakan melambat menjadi 2,1 persen (yoy), dibandingkan 5,5 persen (yoy) pada Maret 2025. Pelemahan ini dikaitkan dengan normalisasi pasca Ramadhan dan Lebaran.
Pergerakan Bursa Saham Global dan Bursa Saham Lokal
Pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025, bursa saham Eropa menunjukkan pergerakan yang beragam. FTSE 100 Inggris menguat 0,23 persen, sementara Euro Stoxx 50 melemah 0,365 persen. Indeks DAX Jerman turun 0,74 persen, dan indeks CAC Prancis turun 0,14 persen.
Berbeda dengan Eropa, bursa saham AS di Wall Street kompak menguat. Indeks S&P naik 0,38 persen dan ditutup di level 6.045,26. Nasdaq Composite menguat 0,24 persen dan mengakhiri perdagangan di 19.662,48. Dow Jones Industrial Average menanjak 101,85 poin atau naik 0,24 persen, menetap di 42.967,6.
Secara keseluruhan, dinamika pasar global yang kompleks dan kebijakan ekonomi AS yang masih belum pasti akan terus mempengaruhi pergerakan IHSG. Meskipun proyeksi menunjukkan potensi penguatan, investor tetap perlu mencermati berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar.
Perlu diingat bahwa prediksi pasar saham selalu memiliki tingkat ketidakpastian. Analisis yang dilakukan didasarkan pada data dan informasi terkini, namun perkembangan terkini dapat mempengaruhi situasi pasar secara signifikan. Penting bagi investor untuk melakukan analisis yang komprehensif dan mempertimbangkan risiko sebelum melakukan investasi.