Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan Jumat dengan penurunan, mengikuti tren pelemahan bursa saham di kawasan Asia. Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi sentimen pasar.
IHSG dibuka pada posisi 7.176,18, melemah 28,19 poin atau 0,39 persen. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga mengalami penurunan, turun 4,23 poin (0,52 persen) ke level 803,65.
Dampak Sentimen Global terhadap IHSG
Ketidakpastian ekonomi global menjadi faktor utama yang menekan IHSG. Perkembangan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menjadi sorotan utama.
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksi sentimen eksternal akan memberikan dampak signifikan terhadap IHSG. Hal ini meliputi kesepakatan AS-China, data Indeks Harga Produsen (IHP) AS, dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Presiden AS Donald Trump menyatakan kesediaan untuk memperpanjang tenggat waktu negosiasi perdagangan. Namun, ia juga mengindikasikan kemungkinan penundaan tersebut tidak diperlukan.
Inflasi AS yang terkendali berpotensi meningkatkan tekanan pada The Fed untuk menurunkan suku bunga. Hal ini kemungkinan akan terjadi paling cepat pada September 2025.
Perubahan Pola Konsumsi Masyarakat Indonesia
Survei Bank Indonesia (BI) Mei 2025 menunjukkan perubahan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia. Tren penurunan rasio konsumsi terhadap pendapatan menjadi 74,3 persen dari sebelumnya 74,8 persen.
Hal ini mengindikasikan meningkatnya kecenderungan menabung di tengah ketidakpastian ekonomi. Porsi pengeluaran untuk cicilan naik sedikit menjadi 10,8 persen, sementara porsi tabungan relatif stabil di 14,9 persen.
Penurunan konsumsi terjadi hampir di semua kelompok, kecuali mereka dengan pengeluaran bulanan lebih dari Rp5 juta. Kelompok berpenghasilan menengah, khususnya yang berpenghasilan Rp1-2 juta dan Rp4,1-5 juta per bulan, menunjukkan peningkatan tren menabung.
Sikap waspada masyarakat terhadap ketidakpastian ekonomi tercermin dari perubahan alokasi keuangan. Mereka mengurangi pengeluaran konsumtif dan meningkatkan tabungan sebagai langkah antisipasi.
Pergerakan Bursa Saham Internasional
Bursa saham Eropa menunjukkan pergerakan yang beragam pada Kamis (12/6). Euro Stoxx 50 melemah, sementara FTSE 100 Inggris menguat. Indeks DAX Jerman dan CAC Prancis juga mengalami penurunan.
Berbeda dengan Eropa, bursa saham AS di Wall Street kompak menguat. S&P 500, Nasdaq Composite, dan Dow Jones Industrial Average mencatatkan kenaikan.
Bursa saham regional Asia pagi ini umumnya melemah. Indeks Nikkei, Shanghai, Hang Seng, dan Strait Times mengalami penurunan.
Pergerakan bursa saham global yang beragam menunjukkan adanya ketidakpastian pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor ekonomi dan politik. Hal ini tentunya turut mempengaruhi sentimen investor di pasar domestik.
Secara keseluruhan, penurunan IHSG pada Jumat pagi merupakan refleksi dari sentimen global yang masih dibayangi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Perubahan perilaku konsumsi masyarakat Indonesia, yang cenderung lebih berhati-hati, juga ikut berkontribusi pada pelemahan pasar saham. Pemantauan perkembangan negosiasi AS-China dan data ekonomi makro global akan sangat menentukan arah pergerakan IHSG ke depannya.