Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial mengklaim bahwa sebuah SPBU di Manado, Sulawesi Utara, menjual Pertalite yang dicampur air. Video tersebut menimbulkan keresahan dan perlu diluruskan kebenarannya.
Tim Cek Fakta Kompas.com telah melakukan penelusuran menyeluruh untuk memverifikasi klaim tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa informasi yang beredar adalah tidak benar.
Narasi Video Viral Pertalite Campur Air di Manado
Video yang dimaksud pertama kali muncul di Facebook pada Mei 2025, diunggah oleh akun Herby Karly Paendong dan kemudian disebarluaskan oleh beberapa akun lain, termasuk Lambe Turah Kawanua OA dan Sulawesi Utara Community.
Dalam video tersebut, terlihat cairan berwarna hijau transparan yang diklaim sebagai Pertalite yang telah dicampur air. Warna cairan ini memang berbeda dengan warna Pertalite asli yang cenderung hijau pekat.
Penelusuran dan Klarifikasi Kompas.com
Setelah melakukan investigasi, Kompas.com menemukan klarifikasi dari akun Facebook Lambe Turah Kawanua OA. Akun tersebut menyatakan bahwa video yang beredar telah disunting dan diberi narasi yang menyesatkan.
Awalnya, video tersebut diunggah tanpa keterangan apapun. Namun, kemudian video tersebut diedit dan diberi narasi yang menyatakan bahwa Pertalite yang terlihat di video telah dicampur dengan air.
Lambe Turah Kawanua OA juga menyebutkan lokasi pengambilan video tersebut, yaitu SPBU Pertamina di Jalan Pingkan Matindas Nomor 117, Dendengan Dalam, Paal Dua, Manado.
Selain klarifikasi dari Lambe Turah Kawanua OA, Kompas.com juga menemukan video klarifikasi dari akun Facebook Sulawesi Utara Community.
Video klarifikasi ini menampilkan investigasi bersama yang dilakukan oleh pihak kepolisian setempat, Pertamina, dan warga.
Hasil pengecekan langsung di SPBU Paal Dua membuktikan bahwa Pertalite yang dijual di SPBU tersebut tidak dicampur air.
Kesimpulan dan Imbauan Kewaspadaan
Kesimpulannya, klaim yang menyebutkan SPBU di Manado menjual Pertalite campur air terbukti tidak benar. Informasi tersebut merupakan hasil penyuntingan video dan penambahan narasi yang menyesatkan.
Kasus ini menjadi pengingat penting akan pentingnya verifikasi informasi sebelum menyebarluaskannya. Selalu periksa kebenaran informasi dari berbagai sumber terpercaya sebelum mempercayai dan membagikannya kepada orang lain.
Kejadian ini juga menunjukkan betapa mudahnya informasi palsu menyebar luas di media sosial dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Penting bagi setiap individu untuk berperan aktif dalam menangkal penyebaran hoaks.
Semoga informasi ini dapat membantu pembaca untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial.