Konflik antara Israel dan Iran yang memanas menimbulkan ketidakpastian di pasar minyak mentah dunia. Hal ini berpotensi memicu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia, khususnya BBM non-subsidi.
Para ahli memprediksi dampaknya akan terasa hingga akhir bulan ini, bahkan berpotensi meluas jika konflik melibatkan negara sekutu Iran dan Israel. Kenaikan harga BBM menjadi kekhawatiran utama bagi pemerintah dan masyarakat.
Dampak Konflik Israel-Iran terhadap Harga BBM Non-Subsidi
BBM non-subsidi, seperti Pertamax, akan menjadi yang pertama terdampak. Hal ini disebabkan karena harga jualnya mengikuti fluktuasi pasar minyak mentah dunia.
Pengamat Energi Universitas Gadah Mada, Fahmy Radhi, menjelaskan bahwa jika harga minyak mentah terus naik, maka harga Pertamax dan sejenisnya pun akan ikut naik.
Ancaman terhadap BBM Subsidi dan APBN
Pemerintah dihadapkan pada dilema terkait BBM subsidi, seperti Pertalite. Kenaikan harga BBM subsidi akan berdampak langsung pada inflasi dan daya beli masyarakat.
Fahmy Radhi menyarankan agar pemerintah menahan kenaikan harga BBM subsidi selama harga minyak mentah dunia masih di bawah US$100 per barel. Namun, jika harga melebihi angka tersebut, pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM subsidi agar APBN tidak terlalu terbebani.
Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, menambahkan bahwa saat ini harga minyak mentah masih berada di kisaran US$73-75 per barel. Angka ini masih jauh di bawah asumsi makro APBN 2025 yang menetapkan harga minyak mentah sebesar US$82 per barel.
Rendy berpendapat, selama harga minyak mentah masih di bawah US$82 per barel, pemerintah tidak perlu menaikkan harga BBM subsidi. Kenaikan baru perlu dipertimbangkan jika harga minyak mentah melampaui angka tersebut.
Mitigasi Risiko dan Strategi Pemerintah
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, mengingatkan potensi dampak besar terhadap APBN jika subsidi BBM membengkak. Penerimaan negara yang terbatas menambah kompleksitas masalah ini.
Pemerintah perlu melakukan revisi APBN untuk mengantisipasi fluktuasi harga minyak mentah yang tinggi. Hal ini penting agar kebijakan anggaran tetap efektif.
Sebagai langkah mitigasi, pemerintah juga perlu menyiapkan strategi untuk mencegah kenaikan angka kemiskinan akibat kenaikan harga BBM. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan bantuan sosial.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong penghematan BBM subsidi melalui kampanye penggunaan transportasi umum. Hal ini akan membantu mengurangi konsumsi BBM subsidi.
Kesimpulannya, konflik Israel-Iran menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas harga BBM di Indonesia. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis dan terukur untuk menghadapi potensi kenaikan harga BBM serta dampaknya terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Pemantauan ketat terhadap harga minyak mentah dan antisipasi dampaknya terhadap APBN menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan ini.