Teheran kembali menegaskan tekadnya untuk melanjutkan program nuklir meskipun baru saja menghadapi serangan udara besar-besaran. Serangan yang diduga dilakukan Amerika Serikat, menyusul serangan Israel pekan lalu, telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah hingga ke titik kritis.
Ali Shamkhani, penasihat senior pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan program nuklir Iran jauh dari kata berakhir. Pernyataan ini disampaikan menyusul serangan yang menghantam fasilitas nuklir Iran.
Serangan Udara dan Balasan Teheran
Iran mengalami serangan udara besar-besaran yang diduga dilakukan oleh Amerika Serikat, menyusul serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada 13 Juni 2025. Serangan tersebut menargetkan tiga fasilitas nuklir utama: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim telah memusnahkan program nuklir Iran. Klaim ini dibantah oleh Iran, yang menyatakan kerusakan telah diminimalisir oleh sistem pertahanan udara mereka.
Meskipun demikian, Iran menegaskan akan membalas serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menyatakan bahwa Iran mempertimbangkan berbagai opsi pembalasan dan tidak akan kembali ke meja diplomasi sebelum melakukannya.
Respons Iran dan Ancaman Eskalasi
Ali Shamkhani, yang terluka parah dalam serangan Israel sebelumnya, memperingatkan bahwa “kejutan akan terus terjadi”. Ia menekankan bahwa meskipun fasilitas nuklir dihancurkan, Iran masih memiliki material yang diperkaya, pengetahuan, dan tekad politik untuk melanjutkan program nuklirnya.
Shamkhani juga menyoroti pentingnya strategi yang baik untuk menghindari serangan sembrono. Ia menyatakan bahwa inisiatif politik dan operasional kini berada di tangan pihak yang bermain cerdas.
Laporan dari Press TV mengutip tiga sumber yang menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran telah dievakuasi dan uranium yang diperkaya telah dipindahkan ke lokasi yang aman sebelum serangan terjadi.
Ketegangan Global dan Masa Depan Program Nuklir Iran
Pertempuran udara antara Iran dan Israel telah meningkatkan ketegangan regional. Langkah AS menyerang fasilitas nuklir Iran semakin memperkeruh situasi dan memicu kecaman dari Teheran yang menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Iran secara konsisten menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai. Namun, pernyataan Shamkhani dan ancaman pembalasan dari Teheran menunjukkan bahwa program nuklir Iran akan tetap menjadi sumber ketegangan global dalam waktu yang akan datang.
Pernyataan keras dari kedua belah pihak meningkatkan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di Timur Tengah. Dunia internasional mengawasi situasi dengan saksama, mengingat potensi konsekuensi yang mengerikan dari konflik yang meluas.
Ke depannya, solusi diplomatik yang efektif dan komprehensif sangat dibutuhkan untuk meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut yang bisa mengancam perdamaian dan stabilitas regional dan global.
Situasi di Timur Tengah tetap rawan dan penuh ketidakpastian. Perkembangan terkini harus terus dipantau dengan seksama, karena dampaknya yang luas dapat mempengaruhi stabilitas global.