Pemimpin G7 serukan de-eskalasi konflik Iran-Israel, menekankan hak Israel untuk membela diri. Pernyataan bersama tersebut dikeluarkan menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang membuat Presiden AS Donald Trump meninggalkan KTT G7 lebih awal. Pernyataan ini menjadi sorotan global, mengingat dampak signifikan konflik tersebut terhadap stabilitas regional dan internasional.
Pernyataan G7 ini menggarisbawahi kekhawatiran global atas eskalasi konflik. Para pemimpin negara-negara G7 mendesak semua pihak untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai.
Seruan G7 untuk De-eskalasi dan Hak Israel Membela Diri
Para pemimpin Kelompok Tujuh (G7), yang meliputi Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat, mengeluarkan pernyataan bersama pada Senin (16 Juni 2025) menyatakan keprihatinan mendalam mereka atas meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel. Pernyataan tersebut tegas menekankan hak Israel untuk membela diri terhadap serangan.
Pernyataan tersebut juga menyerukan de-eskalasi konflik secara luas di Timur Tengah. Mereka berharap penyelesaian krisis Iran dapat berdampak pada gencatan senjata di Gaza. Ini menandakan komitmen G7 untuk mencari resolusi damai bagi krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.
Kepergian Trump dari KTT G7 dan Pandangannya terhadap Konflik
Presiden AS Donald Trump meninggalkan KTT G7 lebih awal karena situasi tersebut. Ia menyatakan bahwa kepergiannya disebabkan oleh pentingnya situasi di Timur Tengah.
Trump sebelumnya telah mendesak Iran untuk menandatangani kesepakatan nuklir dengan AS sebelum serangan Israel dimulai. Ia meyakini bahwa Teheran kini akan lebih bersedia untuk mencapai kesepakatan. Pernyataan ini menimbulkan perdebatan luas mengenai strategi terbaik untuk menghadapi Iran.
Pernyataan Trump Mengenai Kesepakatan Nuklir dan Iran
Trump menyatakan keyakinannya bahwa Iran akan menandatangani kesepakatan nuklir. Ia menganggap Iran akan bertindak bodoh jika menolak tawaran tersebut.
Presiden Trump juga mengkritik kepemimpinan Iran karena menolak kesepakatan nuklir yang diusulkannya selama masa jabatannya. Ia menyebut penolakan tersebut sebagai penghinaan dan pemborosan nyawa manusia.
Reaksi Global dan Tantangan ke Depan
Pernyataan G7 telah mendapat respon beragam dari komunitas internasional. Beberapa pihak memuji seruan untuk de-eskalasi, sementara yang lain mempertanyakan efektivitasnya dalam mengakhiri konflik.
Ketegangan antara Iran dan Israel masih tinggi, menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut. Peran komunitas internasional dalam mendorong dialog dan diplomasi menjadi sangat penting dalam menyelesaikan krisis ini. Keberhasilan upaya tersebut akan menentukan stabilitas regional jangka panjang dan keamanan global.
Pernyataan G7 dan reaksi Trump terhadap konflik Iran-Israel menyoroti kompleksitas situasi geopolitik saat ini. Komitmen untuk de-eskalasi dan penegasan hak membela diri bagi Israel perlu diimbangi dengan upaya diplomatik yang komprehensif untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dan mencapai resolusi damai yang berkelanjutan. Masa depan daerah tersebut bergantung pada kemampuan semua pihak untuk mengutamakan dialog dan kerja sama.