Beredar luas di media sosial rekaman suara yang diklaim sebagai suara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Presiden RI dan tokoh Partai Demokrat. Dalam rekaman tersebut, SBY seolah-olah mengecam keras Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait penggusuran warga di Kalimantan Timur.
Namun, klaim tersebut telah terverifikasi sebagai informasi hoaks oleh Tim Cek Fakta Kompas.com. Faktanya, suara dalam rekaman bukanlah milik SBY. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai penyebaran informasi palsu ini dan fakta sebenarnya di baliknya.
Rekaman Suara Palsu SBY: Penyebaran dan Narasi yang Beredar
Rekaman suara yang diklaim sebagai SBY yang marah kepada Kapolri tersebar melalui berbagai akun Facebook.
Beberapa akun tersebut antara lain [Nama akun Facebook dihilangkan untuk menghindari penyebaran hoaks lebih lanjut].
Narasi yang menyertai rekaman tersebut sangat provokatif, misalnya “Geger! Bocor suara SBY marah-marah ke Kapolri Sigit Sulistiyo yang wajahnya mirip anak cucu DN Aidit. SBY: Saya kehabisan kata-kata. Anda jenderal tidak layak jabat Kapolri.”
Penyebaran narasi ini bertujuan untuk menimbulkan keresahan dan ketidakpercayaan publik terhadap institusi Kepolisian.
Identifikasi Suara Asli dan Sumber Rekaman
Setelah dilakukan penelusuran mendalam, terungkap bahwa suara dalam rekaman tersebut adalah milik Kolonel Rochmad Suhadji, seorang anggota TNI Angkatan Laut.
Rekaman asli dapat ditemukan di kanal YouTube FPPI NEWS TV dan Hersubeno Point. Dengan demikian, jelas bahwa penggunaan rekaman ini dalam konteks yang salah bertujuan untuk menyesatkan publik.
Perlu digarisbawahi, ini bukan pertama kalinya rekaman palsu SBY beredar. Kompas.com telah memberitakan hal serupa sejak awal tahun 2025.
Bantahan Resmi dari Partai Demokrat
Pihak Partai Demokrat secara tegas membantah keaslian rekaman tersebut.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, menyatakan bahwa suara dalam rekaman bukanlah suara SBY. Ia telah melakukan pengecekan langsung.
Benny menambahkan, bahkan jika SBY hendak mengkritik Polri, cara penyampaiannya tidak akan seperti itu. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.
Herzaky menekankan bahwa gaya bahasa dan struktur kalimat dalam rekaman tersebut sama sekali tidak mencerminkan gaya komunikasi SBY.
Kedua petinggi Partai Demokrat ini memberikan keterangan yang konsisten dan memperkuat validitas informasi bahwa rekaman tersebut adalah palsu.
Kesimpulannya, informasi mengenai rekaman suara SBY yang marah kepada Kapolri Listyo Sigit adalah hoaks. Penyebaran informasi palsu ini harus diwaspadai dan dihentikan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan stabilitas negara. Kehati-hatian dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial sangat penting untuk menjaga akurasi dan mencegah penyebaran berita bohong.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya literasi digital dan verifikasi informasi sebelum membagikannya kepada khalayak ramai. Kita semua bertanggung jawab untuk melawan penyebaran hoaks dan menjaga integritas informasi di ruang digital.