Pasangan ganda putra bulu tangkis Indonesia, Fajar Alfian dan Muhammad Shohibul Fikri, akan berlaga bersama di tiga turnamen Asia pada Juli hingga awal Agustus. Keputusan Pelatih Kepala PBSI ini merupakan strategi penyegaran dan sekaligus uji coba kemampuan Fajar dengan pasangan baru di kancah internasional. Hal ini terjadi karena absennya dua pasangan utama, Fajar/Rian dan Fikri/Daniel, dalam turnamen-turnamen tersebut.
Fajar Alfian sendiri menegaskan bahwa keikutsertaannya bersama Fikri bukan sekadar memenuhi kewajiban. Ia melihat kesempatan ini sebagai langkah penting dalam pengembangan kariernya.
Fajar/Fikri: Uji Coba di Tiga Turnamen Asia
PBSI memutuskan untuk menurunkan pasangan Fajar/Fikri di Japan Open (Super 750), China Open (Super 1000), dan Macau Open (Super 300). Absennya Muhammad Rian Ardianto karena alasan keluarga dan pemulihan cedera Daniel Marthin membuka peluang bagi duet baru ini.
Fajar/Fikri akan menghadapi tantangan besar. Mereka harus beradaptasi dengan cepat dan membangun chemistry di lapangan untuk bersaing dengan pasangan-pasangan unggulan dunia.
Strategi Penyegaran dan Pengukuran Kemampuan
Bagi Fajar, kolaborasi dengan Fikri merupakan kesempatan untuk memperkaya pengalaman. Selama lebih dari satu dekade, ia berpasangan dengan Rian Ardianto dalam turnamen-turnamen individual.
Perubahan pasangan ini diharapkan memberikan wawasan baru. Fajar ingin merasakan dinamika pertandingan dan komunikasi yang berbeda di lapangan. Ia ingin memahami tantangan berpasangan dengan pemain lain di level internasional.
Kekompakan dan Strategi Lapangan
Meskipun belum pernah berpasangan di turnamen internasional resmi, Fajar dan Fikri memiliki kedekatan di luar lapangan. Fajar menilai Fikri sebagai pemain yang energik dan cepat.
Mereka pernah bermain bersama dalam Kejuaraan Nasional mewakili SGS PLN. Fajar optimistis dapat membangun kekompakan yang solid bersama Fikri.
Dukungan dari Rian Ardianto dan Pandangan ke Depan
Rian Ardianto menyambut baik keputusan PBSI. Ia telah berkoordinasi dengan Fajar mengenai penyesuaian program latihan menuju turnamen mendatang.
Rian juga melihat duet sementara ini sebagai penyegaran. Hal ini penting sebelum Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 di Paris. Mereka akan kembali fokus berlatih dan mengembalikan performa terbaik.
Fajar dan Rian baru saja melaju ke semifinal Indonesia Open 2025. Kemenangan atas pasangan muda China, Huang Di/Liu Yang, memperlihatkan konsistensi mereka. Namun, turnamen ini juga sekaligus menjadi panggung perpisahan sementara bagi mereka.
Pasangan Fajar/Fikri di tiga turnamen Asia mendatang bukan hanya sekadar strategi darurat. Ini juga merupakan peluang berharga bagi Fajar untuk bereksperimen dan belajar, sekaligus kesempatan bagi PBSI untuk mengevaluasi potensi pasangan ganda putra lainnya. Keberhasilan mereka akan menjadi faktor penentu dalam strategi jangka panjang menuju Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025 dan Olimpiade Paris 2024. Meskipun fokus utama tetap pada pasangan utama, pengembangan pemain cadangan adalah kunci untuk menjaga daya saing bulu tangkis Indonesia di kancah internasional.