Lulusan program doktoral diharapkan mampu menjadi lebih dari sekadar akademisi yang produktif. Mereka dituntut berperan sebagai aktor intelektual, menawarkan solusi inovatif atas berbagai tantangan kompleks yang dihadapi bangsa Indonesia. Khususnya di bidang hukum, tantangan ini semakin mendesak.
Doktor ilmu hukum, di tengah dinamika sosial-politik yang rumit, perlu memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Mereka harus berani merumuskan kebijakan berbasis riset objektif dan berdampak nyata bagi masyarakat. Metodologi ilmiah dan integritas akademik menjadi bekal penting dalam transformasi hukum dan demokrasi Indonesia.
Doktor Ilmu Hukum: Aktor Intelektual untuk Indonesia
Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Adnan Hamid, menekankan pentingnya kontribusi riset doktoral yang bukan hanya unggul secara akademik, tetapi juga memberikan dampak nyata. Riset tersebut harus mampu menjadi solusi atas permasalahan bangsa yang kompleks.
Kontribusi perguruan tinggi melalui riset doktoral bukan sekadar menambah literatur keilmuan. Ia harus mampu menjawab tantangan kebangsaan secara konkret dan efektif.
Disertasi Dwi Ria Latifa: Menyingkap Politisasi Identitas dalam Pilkada
Prof. Adnan Hamid menyampaikan pernyataan tersebut dalam sidang promosi doktor Dwi Ria Latifa pada Sabtu, 14 Juni 2025. Disertasi Dwi Ria, yang berjudul “Politisasi Identitas dalam Pemilihan Kepala Daerah: Pendekatan Hukum dan Demokrasi di Indonesia,” mendapat apresiasi karena membahas isu krusial.
Disertasi ini secara komprehensif mengkaji maraknya penggunaan isu identitas – agama, suku, dan latar belakang pribadi – sebagai alat politik dalam Pilkada. Penggunaan isu-isu tersebut seringkali disalahgunakan untuk meraih simpati pemilih, berdampak negatif terhadap persatuan dan kualitas demokrasi.
Tiga Fokus Utama Disertasi
- Praktik politisasi identitas dalam Pilkada di Indonesia.
- Dampak politisasi identitas terhadap kualitas demokrasi lokal.
- Pentingnya penegakan hukum yang kuat untuk mengatasi manipulasi identitas dalam politik.
Studi kasus Pilkada DKI Jakarta menjadi sorotan dalam disertasi ini, menunjukkan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan polarisasi yang terjadi. Analisis mendalam terhadap kasus ini memberikan gambaran nyata tentang permasalahan yang dihadapi.
Lulus Cumlaude dan Harapan untuk Masa Depan
Dwi Ria Latifa, Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,93. Prestasi akademik ini membuktikan konsistensi dan kedalaman intelektualnya selama studi doktoral.
Sidang disertasi dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Adnan Hamid, yang juga menjadi pembimbingnya. Universitas Pancasila terus mendorong riset doktoral yang responsif terhadap tantangan kebangsaan.
Dwi Ria, alumni Universitas Pancasila, berharap risetnya dapat berkontribusi nyata bagi penguatan demokrasi dan sistem hukum yang lebih adil. Prof. Adnan Hamid menutup acara dengan menekankan pentingnya menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan zaman. Hal ini menjadi tonggak penting bagi Universitas Pancasila dalam melahirkan pemimpin masa depan.