Bandara Oesman Sadik di Halmahera Selatan, Maluku Utara, mengalami gangguan operasional akibat banjir. Hujan lebat yang mengguyur wilayah Labuha selama dua hari, 21-22 Juni 2025, menyebabkan genangan air signifikan di sekitar bandara.
Penutupan sementara bandara menjadi langkah krusial untuk memastikan keselamatan penerbangan. Dampaknya terhadap jadwal penerbangan dan para penumpang pun tak terhindarkan.
Penutupan Sementara Bandara Oesman Sadik Akibat Banjir
Banjir merendam landasan pacu (runway) dan area sekitarnya. Pihak pengelola bandara langsung bertindak cepat.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Oesman Sadik, Muhammad Hariddin, menjelaskan bahwa NOTAM (Notice to Airmen) diterbitkan untuk memberitahukan penutupan runway.
NOTAM Nomor: C0810/25 NOTAMN dikeluarkan pukul 07.00 WIT pada Minggu, 22 Juni 2025. Penutupan sementara berlangsung hingga pukul 09.30 WIT.
Meskipun satu pesawat Wings Air berada di apron saat itu, kondisi pesawat dilaporkan aman. Prioritas utama adalah keselamatan penerbangan.
Upaya Pemulihan dan Normalisasi Operasional
Setelah pembersihan dan pengecekan runway, Bandara Oesman Sadik kembali beroperasi. Namun, hujan yang kembali turun memaksa penutupan sementara kembali dilakukan.
Penutupan kedua kali ini mencakup area sepanjang 300 meter dari awal runway 06. Penutupan ini berlaku hingga Senin pukul 09.00 WIT, dan diperpanjang hingga Selasa pukul 09.00 WIT.
Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan aliran air kembali melintasi runway. Hanya 1.350 meter runway yang dapat dioperasikan sementara waktu.
Pengerukan material pasir yang menyumbat saluran air juga dilakukan. Hal ini bertujuan untuk melancarkan aliran air dari arah gunung.
Dampak dan Pemulihan Penerbangan
Penerbangan Wings Air rute Labuha-Ternate dan Ternate-Labuha yang sempat tertunda akhirnya bisa beroperasi normal. Hal ini terjadi mulai pukul 09.14 WIT pada Senin, 23 Juni 2025.
Muhammad Hariddin menjelaskan bahwa proses pengerukan material menggunakan excavator dilakukan untuk mengatasi masalah aliran air yang terhambat.
Dengan selesainya pengerukan, diharapkan operasional bandara dapat kembali normal sepenuhnya. Kondisi ini menandakan kesigapan pihak terkait dalam menangani dampak banjir.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di daerah rawan banjir. Perbaikan infrastruktur dan sistem drainase yang memadai menjadi hal krusial untuk mencegah terganggunya operasional bandara di masa mendatang. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat memastikan kelancaran operasional Bandara Oesman Sadik dan keselamatan penerbangan di masa mendatang.