Pengembangan destinasi wisata Banda Neira di Maluku terus digenjot. Pemerintah pusat menunjukkan komitmennya dengan menyerahkan dokumen Rencana Induk Pembangunan Kawasan Strategis Nasional Banda Neira kepada Pemerintah Provinsi Maluku.
Penyerahan dokumen tersebut menandai langkah signifikan dalam upaya menjadikan Banda Neira sebagai destinasi wisata unggulan nasional, sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah timur Indonesia. Potensi sejarah, budaya, dan alamnya yang luar biasa menjadi kunci utama pengembangan ini.
Rencana Induk Banda Neira: Panduan Pembangunan Berkelanjutan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, secara langsung menyerahkan dokumen tersebut di Ambon. Ia menekankan pentingnya rencana induk ini sebagai pedoman pembangunan yang terarah dan berkelanjutan.
Dokumen yang merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga ini disusun untuk periode 2025-2045. Hal ini menunjukkan komitmen jangka panjang pemerintah dalam memajukan Banda Neira.
Melibatkan Semua Pihak, dari Tokoh Adat Hingga Arsitek
Proses penyusunan rencana induk ini melibatkan berbagai kalangan, termasuk tokoh adat, masyarakat, arsitek, dan ilmuwan. Partisipasi luas ini memastikan rencana yang dihasilkan komprehensif dan mengakomodasi berbagai perspektif.
Dengan melibatkan berbagai ahli, diharapkan rencana induk ini mampu menjawab tantangan pembangunan yang kompleks, termasuk infrastruktur, lingkungan, dan aspek sosial budaya. Hal ini memastikan keberlanjutan pembangunan di Banda Neira.
Arah Pembangunan Selaras dengan Visi Nasional
Rencana induk ini juga selaras dengan program pemerintah, salah satunya program Astacita. Hal ini terlihat dari fokus pada pembentukan koperasi merah putih, penguatan ketahanan pangan, dan pengelolaan sampah.
Integrasi program nasional ke dalam rencana induk memastikan pembangunan di Banda Neira tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan terintegrasi dengan strategi pembangunan nasional secara keseluruhan.
Implementasi dan Peran Pemerintah Daerah
Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, menyambut baik dukungan Bappenas dan berkomitmen untuk segera menindaklanjuti rencana induk tersebut. Koordinasi lintas sektor di tingkat daerah menjadi kunci keberhasilan implementasi.
Pemerintah Maluku dan Maluku Tengah perlu memastikan arah pengembangan Banda Neira dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Sinkronisasi perencanaan ini sangat krusial.
Rencana induk ini mencakup berbagai aspek pembangunan, mulai dari infrastruktur dasar hingga pengembangan sumber daya manusia lokal. Pengembangan sektor perikanan dan pariwisata juga menjadi fokus utama, sejalan dengan potensi yang dimiliki Banda Neira.
Pelestarian situs sejarah dan budaya juga menjadi prioritas. Hal ini penting untuk menjaga nilai historis dan kearifan lokal Banda Neira sebagai daya tarik wisata yang unik dan berkelanjutan.
Keberhasilan pengembangan Banda Neira tak hanya bergantung pada dokumen rencana induk semata, melainkan juga pada implementasi yang terkoordinasi dan komitmen semua pihak yang terlibat. Semoga Banda Neira dapat menjadi destinasi wisata kelas dunia yang sekaligus menyejahterakan masyarakat lokal.