Masalah ekonomi menjadi kendala utama dalam dunia pendidikan Indonesia. Banyak anak terpaksa putus sekolah bukan karena keinginan sendiri, melainkan karena keterbatasan finansial keluarga.
Berdasarkan data dan penelitian, angka putus sekolah di Indonesia cukup mengkhawatirkan, khususnya di wilayah Jawa Barat. Kondisi ini diperparah dengan berbagai faktor, termasuk mahalnya biaya pendidikan dan pengaruh media sosial.
Dampak Ekonomi terhadap Putus Sekolah
Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS, perencana keuangan profesional, mencatat peningkatan kasus putus sekolah di Jawa Barat sejak 2020 hingga awal 2023.
Anak-anak yang putus sekolah seringkali diarahkan untuk menikah muda, bekerja, atau berwirausaha demi meringankan beban ekonomi keluarga.
Data BPS dan Survei Nasional Anak dan Perempuan 2022 menunjukkan 76 persen keluarga di Indonesia menyebutkan faktor ekonomi sebagai penyebab utama anak tidak melanjutkan pendidikan.
Laporan Statistik Pendidikan 2023 juga menunjukkan kelompok usia 16-18 tahun memiliki angka putus sekolah tertinggi, karena harus membantu perekonomian keluarga.
Keputusan ini berdampak jangka panjang pada masa depan anak dan memicu konflik keluarga. Beban ekonomi yang meningkat seringkali menyebabkan pertengkaran antarpasangan, dan anak-anak menjadi korban.
Mahalnya Biaya Pendidikan: Akar Masalah Putus Sekolah
Kenaikan biaya pendidikan setiap tahun menjadi faktor yang memperparah masalah. Tidak semua orang tua mampu menanggung biaya sekolah, seragam, buku, hingga ekstrakurikuler.
Sekitar 31 persen anak putus sekolah karena keluarga tak mampu membiayai pendidikan mereka, menurut catatan Rista.
Faktor lain yang mengejutkan: 26,9 persen anak memilih keluar sekolah karena terpengaruh gaya hidup mewah influencer di media sosial.
Mereka menganggap pendidikan formal tidak relevan dan lebih tertarik pada gaya hidup instan yang ditampilkan di media sosial.
Perencanaan Keuangan: Solusi Mengatasi Putus Sekolah
Untuk mencegah terus berulangnya masalah ini, perencanaan keuangan sejak dini sangat penting.
Rista menekankan pentingnya perencanaan dana pendidikan bagi orang tua. Dengan perencanaan matang, anak-anak tidak perlu mengorbankan pendidikan karena masalah ekonomi.
Pendidikan bukan hanya sekadar biaya, tetapi investasi masa depan. Perencanaan yang baik akan membantu mengamankan masa depan anak.
Orang tua perlu bijak dalam mengelola keuangan dan memprioritaskan pendidikan anak. Hal ini akan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak untuk berkembang.
Dengan tindakan preventif dan perencanaan yang matang, kita dapat bersama-sama mengurangi angka putus sekolah di Indonesia. Memastikan setiap anak memiliki kesempatan meraih pendidikan yang layak adalah tanggung jawab bersama.