Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ketidakpastian global yang semakin permanen. Hal ini mendorongnya untuk memperkuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai langkah antisipatif menghadapi tekanan ekonomi ke depan.
Beliau menekankan bahwa ketidakpastian ini bukanlah fenomena sementara, melainkan pergeseran fundamental dalam jangka menengah hingga panjang yang perlu diwaspadai.
Ketidakpastian Global: Ancaman Permanen bagi Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani mencontohkan kebijakan tarif perdagangan resiprokal Amerika Serikat (AS) yang diterapkan secara sepihak terhadap berbagai negara mitra dagang. Kebijakan ini, menurutnya, bukan semata-mata karena alasan domestik AS, tetapi juga merupakan bagian dari upaya membentuk ulang tata kelola global.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengingat mekanisme penyelesaian sengketa melalui World Trade Organization (WTO) saat ini dinilai tidak efektif. Ketidakmampuan WTO untuk menyelesaikan sengketa secara adil berpotensi merugikan negara-negara yang berposisi subordinat dalam negosiasi bilateral.
Peran APBN dalam Menghadapi Gejolak Global
Dalam konteks perekonomian global yang saling terhubung, ketidakpastian ini berdampak signifikan. Perbedaan kepentingan, sengketa, dan konflik ekonomi antar negara akan terus muncul.
Sri Mulyani menekankan perlunya mekanisme yang efektif untuk mengatasi dominasi kebijakan unilateral, terutama di tengah masalah keamanan dan politik global yang kompleks. APBN diyakini sebagai instrumen penting untuk menghadapi tantangan tersebut.
Pemerintah berupaya memperkuat APBN agar mampu meredam dampak negatif dari ketidakpastian global. Langkah ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik dan melindungi kepentingan nasional.
Strategi Adaptasi dan Mitigasi Risiko
Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbuka, sangat rentan terhadap gejolak global. Oleh karena itu, strategi adaptasi dan mitigasi risiko menjadi sangat krusial.
Pemerintah perlu melakukan diversifikasi pasar ekspor, memperkuat daya saing industri dalam negeri, serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. Penguatan kerjasama ekonomi regional juga menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan global.
Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan APBN agar kebijakan fiskal lebih efektif dan efisien. Hal ini penting untuk memastikan bahwa anggaran negara dapat digunakan secara optimal untuk menghadapi berbagai risiko ekonomi.
Dalam menghadapi ketidakpastian yang terus berkembang, pemerintah perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan masyarakat. Kerjasama ini diperlukan untuk merumuskan strategi yang komprehensif dan terintegrasi dalam menghadapi tantangan global.
Penguatan APBN bukan hanya berupa peningkatan anggaran, tetapi juga meliputi peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaannya. Hal ini sangat penting untuk menjamin keberlanjutan dan keadilan dalam pembagian hasil pembangunan.
Kesimpulannya, pergeseran global yang dikatakan Sri Mulyani membutuhkan respons yang komprehensif dari pemerintah. Peran APBN sangat krusial, namun efektivitasnya tergantung pada strategi adaptasi dan mitigasi risiko yang tepat serta koordinasi yang kuat dengan berbagai pihak.