Pasar kripto dan saham Amerika Serikat (AS) mengalami koreksi ringan pada Rabu (12/6/2025) setelah rilis data inflasi Consumer Price Index (CPI) yang lebih rendah dari perkiraan. Namun, pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai rencana kenaikan tarif perdagangan kembali memicu kekhawatiran di kalangan investor. Situasi ini menciptakan dinamika yang kompleks dan membutuhkan analisis lebih lanjut untuk memahami dampaknya terhadap pasar keuangan global.
Inflasi Rendah, Namun Bayang-Bayang Tarif Perdagangan Baru
Data inflasi CPI AS yang lebih rendah dari ekspektasi awalnya disambut positif. Bitcoin, misalnya, sempat menunjukkan tren positif.
Namun, sentimen positif tersebut langsung terkikis oleh pernyataan Presiden Trump tentang rencana kenaikan tarif impor baru. Pasar merespon dengan koreksi minor, terlihat dari penurunan indeks S&P 500 sebesar 0,3 persen, Nasdaq turun 0,5 persen, sementara Dow Jones relatif stabil.
Analis platform investasi digital Reku, Fahmi Almuttaqin, menjelaskan bahwa pemerintah AS berupaya menekan perusahaan besar untuk menahan kenaikan harga. Namun, efek dari tarif perdagangan baru diperkirakan akan bertahap dan berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi di masa depan.
Dampak Tarif Trump dan Antisipasi The Fed
Meskipun dampak penuh dari tarif baru belum terasa, banyak peritel diyakini masih menjual stok lama sebelum tarif tersebut diberlakukan. Ini menyebabkan sebagian besar dampak tarif belum terlihat sepenuhnya saat ini.
Presiden Trump menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif unilateral pada mitra dagang AS dalam waktu satu hingga dua minggu mendatang. Pernyataan ini menimbulkan kecemasan karena belum ada kepastian apakah Trump akan benar-benar menepati janjinya, mengingat beberapa tenggat waktu sebelumnya seringkali mundur atau tidak terlaksana.
Ketidakpastian ini meningkatkan kewaspadaan investor, membatasi dampak positif dari kabar inflasi yang membaik. Pasar juga mengantisipasi sikap The Fed dalam pertemuan FOMC pekan depan.
Strategi Investasi di Tengah Ketidakpastian
Fahmi Almuttaqin menambahkan, kenaikan harga di pasar kripto relatif terbatas meskipun inflasi menunjukkan tren positif. Hal ini menunjukkan fokus investor lebih tertuju pada potensi kenaikan inflasi di masa depan.
Inflasi yang membaik menghilangkan sentimen negatif (bearish) yang mungkin muncul jika inflasi meningkat tajam, terutama jika disertai kebijakan tarif baru AS yang lebih mengkhawatirkan.
The Fed diperkirakan akan menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan, dengan kemungkinan penurunan di bulan September jika inflasi tetap terkendali. Namun, tekanan Trump terhadap The Fed untuk memangkas suku bunga dan risiko kenaikan inflasi akibat efek tarif yang tertunda masih menimbulkan ketidakpastian.
Mengoptimalkan Strategi Investasi
Di tengah dinamika pasar yang penuh ketidakpastian, investor dapat memanfaatkan situasi dengan strategi akumulasi aset potensial.
Bagi investor pemula, strategi Dollar Cost Averaging (DCA) disarankan. DCA memudahkan portofolio mengikuti dinamika pasar dan memberikan ketenangan menghadapi ketidakpastian.
Fitur seperti “Packs” di platform Reku dapat memudahkan investor melakukan DCA pada aset kripto dan ETF saham AS dengan performa terbaik. Fitur ini mempermudah diversifikasi dan dilengkapi sistem rebalancing untuk menyesuaikan alokasi investasi secara otomatis.
Dengan demikian, investor dapat menerapkan strategi DCA dengan lebih mudah, praktis, dan optimal, bahkan di tengah fluktuasi pasar yang signifikan. Kehati-hatian dan perencanaan yang matang tetap menjadi kunci keberhasilan investasi.