Petinju putri Indonesia, Aldila Sutjiadi, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Namun, langkahnya di semifinal WTA 250 Libema Open 2025 di Hertogenbosch, Belanda, harus terhenti. Berpasangan dengan petinju Jepang Eri Hozumi, mereka menampilkan pertarungan sengit sebelum akhirnya mengakui keunggulan lawan. Kegagalan ini tak mengurangi semangat Aldila untuk terus berjuang di turnamen-turnamen berikutnya. Perjalanan karirnya yang penuh tantangan dan prestasi patut diapresiasi.
Langkah Aldila Sutjiadi Terhenti di Semifinal Libema Open
Aldila Sutjiadi/Eri Hozumi, unggulan keempat, harus mengakui kekalahan dari pasangan unggulan kedua, Irina Khromacheva/Fanny Stollar, dengan skor 6-4, 3-6, 8-10. Pertandingan yang berlangsung Jumat tersebut berakhir lewat super tie-break yang menegangkan. Meskipun sempat menyamakan kedudukan di set ketiga, keberuntungan tidak berpihak kepada Aldila dan Eri.
Kekalahan ini terasa lebih menyakitkan karena di babak sebelumnya, Aldila/Eri berhasil melewati super tie-break panjang dengan skor 16-14. Mereka menunjukkan mentalitas juara yang kuat, namun kali ini, lawan berhasil memaksimalkan peluang di poin-poin krusial.
Analisis Strategi dan Perjalanan Pertandingan
Aldila mengungkapkan bahwa ia telah mempelajari permainan lawan sebelumnya. “Waktu itu pernah berpasangan dengan Fanny, jadi memang sudah tahu permainan dia juga, dan juga saya sudah beberapa kali ketemu pasangannya Irina, dan juga sempat menonton mereka bertanding di sini, jadi ya kita sudah menyiapkan strategi melawan mereka,” jelasnya. Namun, pelaksanaan strategi di lapangan tidak berjalan sesuai rencana.
Pada set ketiga, Aldila/Eri sempat tertinggal jauh 1-6. Namun, mereka berhasil bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 7-7, bahkan 8-8. Sayangnya, Khromacheva/Stollar mampu mengamankan dua poin terakhir dan memastikan kemenangan. Pertandingan ini menunjukkan betapa tipisnya margin kemenangan dan kekalahan di level profesional.
Menjelang Wimbledon dan Masa Depan Aldila Sutjiadi
Meskipun gagal melaju ke final Libema Open, Aldila Sutjiadi tetap optimis. Ia akan segera bertolak ke Inggris untuk mempersiapkan diri menghadapi turnamen Grand Slam, Wimbledon, yang akan berlangsung pada 30 Juni – 13 Juli 2025. Dua pekan persiapan diharapkan cukup baginya untuk memulihkan kondisi dan mengasah strategi.
Pengalaman bermain di Libema Open, termasuk kekalahan di semifinal ini, akan menjadi pelajaran berharga bagi Aldila. Ia telah menunjukkan konsistensi dan kualitas permainan yang tinggi. Keberhasilannya di masa lalu, seperti menjuarai ITF W60 di Charleston bersama Fanny Stollar pada 2021, merupakan bukti kapabilitasnya. Prestasi ini menunjukkan potensi besar Aldila untuk terus bersaing di level tertinggi tenis dunia. Dukungan dan harapan besar dari Indonesia senantiasa menyertainya.
Aldila Sutjiadi memiliki perjalanan karir yang panjang dan penuh dinamika. Kegagalan di Libema Open menjadi bagian dari proses pembelajaran yang akan mengantarnya menuju kesuksesan yang lebih besar di masa depan. Pengalaman berharga ini, baik kemenangan maupun kekalahan, akan terus mengasah kemampuan dan mentalnya sebagai seorang atlet profesional. Keberhasilannya di turnamen-turnamen mendatang akan menjadi bukti nyata dari kegigihan dan kerja kerasnya.
