Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran pada Minggu, 22 Juni 2025. Serangan ini memicu kekhawatiran global akan eskalasi konflik dan potensi kontaminasi nuklir. Presiden Donald Trump mengklaim serangan tersebut telah menghancurkan fasilitas pengayaan uranium Iran. Ia bahkan mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut jika Teheran tidak mau berdamai.
Ketiga fasilitas yang diserang adalah Natanz, Fordow, dan Isfahan. Ketiganya merupakan lokasi kunci dalam program nuklir Iran, dan sebelumnya juga pernah menjadi target serangan Israel. Berikut penjelasan lebih detail mengenai masing-masing fasilitas.
1. Natanz: Pusat Pengayaan Uranium Terbesar Iran
Natanz, terletak sekitar 250 kilometer selatan Teheran, merupakan kompleks pengayaan uranium terbesar di Iran. Fasilitas ini berperan penting dalam pengembangan dan perakitan sentrifugal, mesin yang digunakan untuk memperkaya uranium menjadi bahan bakar nuklir.
Menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), Natanz terdiri dari enam bangunan di permukaan tanah dan tiga bangunan bawah tanah. Dua bangunan bawah tanah tersebut mampu menampung hingga 50.000 sentrifugal. Fasilitas ini beroperasi sejak 2003 dan telah digunakan Iran untuk memperkaya uranium hingga kemurnian 60 persen.
Serangan sebelumnya, yang diduga dilakukan oleh Israel, telah merusak bagian atas tanah Natanz. Namun, serangan udara AS kali ini dilaporkan juga menargetkan infrastruktur bawah tanah, berupaya mengganggu sistem operasional di kedalaman.
2. Fordow: Fasilitas Rahasia di Bawah Tanah
Fordow, sebuah fasilitas rahasia yang terletak di pegunungan dekat Qom, merupakan lokasi yang sangat terjaga keamanannya. Informasi mengenai fasilitas ini sebagian besar didapat dari dokumen Iran yang bocor beberapa tahun lalu.
Fasilitas utama Fordow terletak 80 hingga 90 meter di bawah tanah. Hal ini membuat Fordow sangat sulit dihancurkan melalui serangan udara. Hanya AS yang diperkirakan memiliki bom penetrator yang cukup kuat untuk mencapai kedalaman tersebut, meskipun efektivitasnya masih dipertanyakan.
Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (ISIS) memperkirakan Iran dapat mengubah cadangan uranium yang diperkaya 60 persen menjadi 233 kilogram uranium tingkat senjata hanya dalam tiga minggu di Fordow. Jumlah ini cukup untuk membuat sembilan senjata nuklir.
3. Isfahan: Pusat Penelitian Nuklir Terbesar Iran
Terletak di Iran tengah, Isfahan merupakan pusat penelitian nuklir terbesar di negara tersebut. Dibangun dengan dukungan Tiongkok dan beroperasi sejak 1984, Isfahan diduga merupakan pusat dari seluruh program nuklir Iran.
Fasilitas ini mempekerjakan sekitar 3.000 ilmuwan dan dilengkapi dengan tiga reaktor riset kecil (dari Tiongkok), fasilitas konversi uranium, pabrik produksi bahan bakar, pabrik kelongsong zirkonium, dan berbagai laboratorium dan instalasi pendukung lainnya. Serangan terhadap Isfahan secara signifikan akan mengganggu keseluruhan program nuklir Iran.
Serangan AS terhadap ketiga fasilitas ini menunjukkan peningkatan eskalasi konflik di Timur Tengah. Dampak jangka panjang dari serangan ini, baik terhadap program nuklir Iran maupun stabilitas regional, masih harus dilihat. Ketiga lokasi ini memiliki peranan vital dalam ambisi nuklir Iran dan serangan ini menandai babak baru dalam ketegangan antara AS dan Iran.